Angkat tema estetika tubuh artistik, 42 kelompok teater pelajar bersaing pada ajang FTP XV 2025

Festival Teater Pelajar (FTP), sebuah ruang apresiasi dan pengembangan kreativitas teater bagi pelajar se-Kabupaten Kudus Jawa Tengah kembali digelar.

Update: 2025-12-23 10:50 GMT

Sumber foto: Sutini/elshinta.com.

Elshinta Peduli

Festival Teater Pelajar (FTP), sebuah ruang apresiasi dan pengembangan kreativitas teater bagi pelajar se-Kabupaten Kudus Jawa Tengah kembali digelar. Festival ini merupakan agenda rutin tahunan yang digagas oleh Komunitas Teater Djarum dengan dukungan dari Bakti Budaya Djarum Foundation, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus serta Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus. 

Memasuki penyelenggaraan ke-15, FTP tahun ini mengangkat tema Estetika Tubuh Artistik yang diikuti 42 kelompok teater pelajar dari jenjang SMP atau sederajat dan SMA atau sederajat. Seluruh kelompok teater pelajar ini telah melalui babak penyisihan yang dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 15 November 2025. Proses penilaian pada babak penyisihan dilakukan oleh dua tim dewan juri yang dibagi berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu tim juri tingkat SMP dan tim juri tingkat SMA, guna memastikan penilaian yang komprehensif dan berimbang bagi seluruh peserta. Dewan juri tingkat SMP atau sederajat terdiri dari Wijayanto Franciosa, Luna Kharisma, dan Rudi Iteng, sementara dewan juri tingkat SMA atau sederajat melibatkan Yogi Swara Manitis Aji, Alfiyanto, dan Idham Ardi Nurcahyo.

“Festival Teater Pelajar adalah bentuk konsistensi dan kecintaan generasi muda pada seni pertunjukan teater, yang juga merupakan langkah penting bagi masa depan industri seni pertunjukan di Indonesia. Pelestarian dan kemajuan seni teater di Indonesia tidak dapat dilaksanakan jika tidak ada dedikasi dari para seniman-seniman panggung, dan juga regenerasi dari generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap seni pertunjukan. FTP bukan sekadar panggung pertunjukan, melainkan juga wadah bagi para pelajar untuk mengembangkan diri serta menginspirasi dan meningkatkan minat para pelajar lainnya untuk turut serta dalam mengembangkan diri di dunia teater,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Selasa (23/12). 

Elshinta Peduli

Melalui tema Estetika Tubuh Artistik, FTP XV mengajak para peserta untuk menggali dan memaknai tubuh sebagai medium utama dalam pertunjukan teater, baik sebagai ekspresi individu maupun sebagai bagian dari kerja kolektif sebuah tim. Tema ini menekankan pentingnya kesadaran atas gerak, gestur, ritme, dan kehadiran tubuh di atas panggung sebagai elemen artistik yang membangun makna dan harmoni dalam sebuah pertunjukan. Oleh karena itu, proses pelatihan dan pendampingan melalui rangkaian workshop dan coaching menjadi satu bagian penting, agar peserta dapat mengeksplorasi potensi tubuh secara lebih terarah, mendalam, dan kontekstual dalam proses penciptaan karya teater.

“Proses yang dijalani para peserta FTP tahun ini memperlihatkan tumbuhnya keberanian pelajar dalam mengolah tubuh sebagai bagian penting dari pertunjukan. Tema ini merupakan sebuah ajakan bersama untuk kembali menggali dan memaknai potensi dan nilai-nilai estetika atas eksistensi setiap pribadi maupun satu tim teater mewujudkan harmoni reflektif sebuah pertunjukan. Setiap anggota memiliki peran, dan justru dalam kebersamaan itulah sebuah kelompok menemukan kelengkapan wujud artistiknya. Inilah proses pembelajaran yang kami nilai penting untuk mendorong pertumbuhan kualitas teater pelajar ke depannya,” ujar Wijayanto Franciosa, Aktor dan Pembina Teater Djarum.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Bakti Budaya Djarum Foundation bersama Titimangsa dan Teater Djarum juga menyelenggarakan Lokakarya Pelatih Pelajar atau  Lokapijar yang merupakan  program pendampingan dan rangkaian kegiatan menuju Festival Teater Pelajar XV. Kegiatan Lokapijar yang telah dilaksanakan pada April 2025 ini dirancang untuk memperkuat kesiapan sekolah dalam menghadapi proses penciptaan hingga pementasan. Melalui rangkaian pelatihan ini, sejumlah 114 sekolah tergerak untuk bergabung sebagai peserta Lokapijar, mencerminkan peran pendampingan yang semakin memperluas partisipasi pelajar dalam kegiatan teater di Kabupaten Kudus.

“Festival Teater Pelajar tahun 2025 menjadi istimewa karena tidak hanya menghadirkan ruang kompetisi, tetapi juga memperkuat proses pembelajaran dan pendampingan terhadap pelajar, guru, dan pelatih melalui Lokapijar yang kami selenggarakan bersama Titimangsa dan Teater Djarum. Pendampingan ini menjadi bagian penting dalam mempersiapkan pelajar, guru, dan pelatih teater agar mampu membangun konsep pementasan dan penyutradaraan yang lebih matang. Melalui rangkaian proses ini, kami ingin FTP tidak berhenti pada hasil pertunjukan semata, tetapi juga menjadi pengalaman belajar yang bermakna dan berkelanjutan bagi generasi muda,” terang Renitasari.

Program ini dilaksanakan dalam dua sesi pendampingan, Coaching Session pertama telah berlangsung pada 8 hingga 12 September 2025 di Kudus, dengan melibatkan 2 perwakilan guru dari setiap sekolah. Sebanyak 10 coach atau fasilitator mendampingi para peserta dalam mempersiapkan kelompok teater sekolah masing-masing, terutama dalam pengembangan konsep pementasan dan aspek penyutradaraan. Sementara itu, Coaching Session kedua telah dilaksanakan pada 6 hingga 8 Oktober 2025 di setiap sekolah peserta Festival Teater Pelajar Kudus 2025. Agenda dilaksanakan selama 3 hari dimana setiap hari para coach mendampingi dua sekolah yang berbeda pada waktu yang berbeda. Dalam agenda tersebut, terdapat tiga agenda pokok, di antaranya yaitu showcase/runthrough, evaluasi, dan pengayaan.

Tahap penyisihan Festival Teater Pelajar XV Teater Djarum tahun 2025 berlangsung selama kurang lebih dua minggu, pada 3 hingga 15 November 2025. Pada tahap ini, 25 kelompok teater tingkat SMP atau sederajat dan 17 kelompok teater tingkat SMA atau sederajat menampilkan karya yang diambil dari salah satu dari lima naskah yang telah ditentukan, yaitu Argumentasi Sisi karya Diky Soemarno, Dan Bulan pun Tak Datang karya Idham Ardi Nurcahyo, Dinding-dinding Binar karya Ego Heriyanto, Dipaksa Dewasa karya Billy Yapananda Samudra, serta Titik atau Koma karya Noko Mores.

Setelah melalui proses penjurian babak penyisihan yang ketat, para juri sepakat memilih kelompok teater yang terbaik untuk melaju ke babak final yang diselenggarakan pada 19 hingga 21 Desember 2025 di GOR Kaliputu - Djarum Arena 2, Kudus, Jawa Tengah. Babak final ini juga akan dimeriahkan oleh penampilan bintang tamu Teater Lentera asal Jepara dan Titimangsa yang berkolaborasi dengan para alumni FTP tahun-tahun sebelumnya yang turut menambah kemeriahan acara.

Malam final pertama yang berlangsung pada Jumat, 19 Desember menampilkan:

Teater Bobot - SMP 1 Kudus

Teater Sage - SMA 1 Gebog

Teater Spero - SMP 2 Kudus

Malam final kedua yang berlangsung pada Sabtu, 20 Desember menampilkan:

Teater Patas - SMA 1 Bae

Teater Lembah Manah - Mts 1 Kudus

Teater Abong - SMA 1 Bae

Teater Queen Bee - Mts Mu’alimat NU

Sedangkan malam final ketiga berlangsung pada Minggu, 21 Desember dan menampilkan:

Teater Dejavu - SMK Tamansiswa

Teater Jasmine - SMP 1 Jati

Penampilan para peserta ini dinilai secara langsung oleh para juri yang terdiri dari Iswadi Pratama, aktor, sutradara, dan penulis; Putri Ayudya, aktris, model, presenter, dan produser; M. Nur Cholis, penulis, sutradara, dan aktor; serta Teguh Yasa, tim Bakti Budaya Djarum Foundation. Para juri ini tidak hanya menilai hasil, tetapi memahami proses dengan pengalaman, kepekaan rasa, dan ketajaman pandang, sekaligus merayakan kerja artistik setiap kelompok yang berani naik ke panggung. 

Para juri ini akan menilai para finalis yang berhasil masuk ke babak final ini dan menentukan pemenang kategori penghargaan kelompok untuk mendapat gelar Teater Terbaik. Ada juga kategori penghargaan individu, yang terdiri dari Sutradara Terbaik, Aktor Utama Terbaik, Aktris Utama Terbaik, Aktor Pendukung Terbaik, Aktris Pendukung Terbaik, Penata Set dan Properti Terbaik, Penata Cahaya Terbaik, Penata Rias dan Kostum Terbaik, serta Penata Musik Terbaik.

“Setiap penampilan para peserta memperlihatkan tidak hanya teknik, tetapi juga semangat, keberanian, dan kejujuran yang mereka bawa ke atas panggung. Para pelajar tidak hanya bermain peran, tetapi benar-benar bercerita dengan hati. Hal ini membuktikan bahwa Festival Teater Pelajar bukan sekadar ruang belajar, melainkan ruang lahirnya generasi seniman masa depan yang memberi nafas segar bagi dunia seni pertunjukan Indonesia,” tutur Iswadi Pratama.

Pemenang FTP XV 2025 Tingkat SMP untuk Teater Terbaik diraih Teater Bobot dari SMP 1 Kudus dan teater terfavorit diraih teater Spero dari SMP 2 Kudus. Sedangkan untuk tingkat SMA yakni peraih teater terbaik teater Patas SMA 1 Bae dan yang terfavorit juga Teater Patas  SMA 1 Bae. 

Tags:    
Elshinta Peduli

Similar News