Menag sebut sumber pertama kebahagiaan masyarakat adalah kerukunan
Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta agar seluruh masyarakat antarumat beragama dapat saling menjaga kerukunan sebagai fondasi meraih sumber kebahagiaan dan kesejahteraan.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta agar seluruh masyarakat antarumat beragama dapat saling menjaga kerukunan sebagai fondasi meraih sumber kebahagiaan dan kesejahteraan.
“Tanpa kerukunan, tidak akan ada apa pun. Tidak ada kebahagiaan, tidak ada kesejahteraan. Bahkan dalam kehidupan bermasyarakat, sumber pertama kebahagiaan adalah kerukunan,” sebutnya saat menghadiri acara Kemah Bakti Harmoni Beragama ke-4 di Bumi Perkemahan Kiarapayung, Sumedang, Jumat.
Ia menambahkan bahwa keteguhan sosial serta kerukunan dalam keberagaman juga menjadi faktor penting dalam pembangunan sebuah bangsa selain ekonomi dan infrastruktur.
"Pembangunan bangsa tidak hanya berfokus pada ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga pada keteguhan sosial dan kedewasaan dalam keberagaman,” katanya.
Menag juga menyebut pemerintah saat ini menempatkan harmoni sosial dalam agenda strategis, terutama dalam konteks Asta Cita Indonesia Emas 2045.
"Pemerintah melalui Asta Cita menetapkan visi Indonesia Emas 2045 yang menempatkan penguatan karakter dan harmoni sosial sebagai agenda strategis," jelasnya
Dia menegaskan akan menjadikan Kementerian Agama sebagai teladan dalam memperkuat nilai-nilai sosial di masyarakat, terutama dalam mewujudkan kesantunan sosial.
“Kita ingin menjadikan Kementerian Agama sebagai wahana yang dipercaya publik untuk mewujudkan kesantunan sosial dan membangun kesantunan publik yang lebih baik,” katanya.
Sementara itu, Kegiatan Kemah Harmoni Beragama Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2025 sendiri diikuti oleh 4.900 peserta yang terdiri atas siswa-siswi madrasah, para santri pondok pesantren, siswa sekolah di lingkungan Kementerian Agama, serta peserta dari sekolah-sekolah yang dibimbing oleh para pembina non-Muslim.
Kemah Harmoni Beragama ke-4 ini berlangsung selama tiga hari, 21 hingga 23 November 2025.
Seluruh rangkaian kegiatan dipusatkan di Bumi Perkemahan Kiarapayung, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, yang menjadi ruang perjumpaan bagi para peserta untuk belajar, berkolaborasi, dan memperkuat nilai-nilai toleransi serta harmoni sosial.