Semarak Hari wayang Nasional 2025 tumbuhkan generasi muda cintai budaya

Peringati Hari Wayang Nasional (HWN) 2025, Sanggar Sedulur Keluarga Wartoyo Langgeng (SKWL) Nusantara yang berlokasi di Dukuh Bulu, Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah menggelar dua rangkaian acara besar sarat nilai budaya dan edukasi.

Update: 2025-11-05 09:10 GMT

Sumber foto: Sarwoto/elshinta.com.

Peringati Hari Wayang Nasional (HWN) 2025, Sanggar Sedulur Keluarga Wartoyo Langgeng (SKWL) Nusantara yang berlokasi di Dukuh Bulu, Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah menggelar dua rangkaian acara besar sarat nilai budaya dan edukasi.


Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, yang dijadwalkan akan berlangsung 7 hingga 8 November 2025.


Ketua Sanggar SKWL, Ki Gondo Wartoyo menyampaikan, hari pertama akan diisi dengan lomba mewarnai dan melukis tokoh wayang, diikuti sekitar 200 hingga 300 peserta anak-anak. Sedangkan hari kedua merupakan puncak acara bertajuk Semarak Budaya 2025, menampilkan panggung wayang kulit 24 jam nonstop.

"Kami menyiapkan panggung, sound system, pengrawit, pesinden, hingga perlengkapan lengkap pagelaran wayang. Para dalang datang dari berbagai daerah dan usia, mulai dari anak-anak hingga yang berusia 70 tahun,” ujar Ki Gondo Wartoyo seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sarwoto, Rabu (5/11).

Menurutnya, hingga awal November sudah terdaftar 27 dalang dari berbagai daerah, termasuk dari Yogyakarta, Jawa Timur, Jakarta, dan Jawa Tengah. Tidak hanya seniman, sejumlah anggota TNI dan Polri juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan budaya ini.

Pagelaran wayang ini bukan berupa perlombaan atau festival, melainkan ajang silaturahmi dan ekspresi seni bagi para dalang. Setiap dalang diberi waktu sekitar 45 menit untuk menampilkan lakon pilihan mereka.

Selain itu, pada Sabtu malam (8/11) juga akan digelar kirab budaya yang dimeriahkan dengan peserta berpakaian adat dan penunggang kuda. Acara ini juga rencananya akan dihadiri perwakilan dari Kementerian Kebudayaan.

Untuk lomba mewarnai, tema yang diangkat adalah tokoh Punokawan – Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Setiap peserta akan diberi pengarahan tentang karakter dan warna tokoh wayang sebagai sarana edukasi budaya sejak dini. Semua peserta akan mendapat uang saku dan kenang-kenangan, sedangkan dalang akan menerima piagam penghargaan Hari Wayang Nasional.

"Harapan kami sederhana: agar generasi muda, terutama anak-anak, semakin mencintai budaya wayang. Kalau diberi panggung, mereka akan bersemangat tampil. Ini juga cara agar wayang tetap hidup di hati masyarakat,” tutur Ki Gondo Wartoyo.

Ia menambahkan, pemerintah diharapkan memberi perhatian lebih terhadap pelestarian wayang kulit sebagai warisan budaya dunia yang diakui UNESCO, agar tetap lestari dan digemari lintas generasi.

Tags:    

Similar News