Atlet balap unta pertama Indonesia tampil di Asian Youth Games Bahrain 2025
Mohammad Al Fathih Abdillah, atlet pertama Indonesia cabang balap unta Asian Youth Games (AYG) Bahrain 2025. Foto : NOC Indonesia
Sejarah baru tercipta di dunia olahraga Indonesia. Untuk pertama kalinya, atlet Indonesia tampil di cabang balap unta yang resmi dipertandingkan di ajang multievent internasional, Asian Youth Games (AYG) Bahrain 2025.
Adalah Mohammad Al Fathih Abdillah, atau akrab disapa Fathih, yang menjadi pelopor. Tampil di Equestrian Endurance Village, ia bersaing dengan 16 pembalap unta muda terbaik dari seluruh Asia untuk nomor 500 meter sprint race individual.
“Alhamdulillah, rasanya bangga sekali bisa membawa nama Indonesia. Ini juga pertama kalinya Indonesia ikut serta di cabang balap unta,” ujar Fathih.
Meski baru berlatih intens selama 12 hari di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Fathih tampil berani dan finis di posisi ke-11 dengan catatan waktu 1 menit 6 detik. Kendati demikian, Fathih memgungkapkan tekadnya untuk terus berjuang dan mempersembahkan prestasi buat Indonesia dari cabang olahraga balap untuk ke depannya.
“Saya masih belum terlalu ‘bonding’ dengan untanya, karena kami memakai unta dari sini dan waktu adaptasinya terbatas. Tapi pengalaman ini sangat berharga. Saya ingin menjadi atlet balap unta Indonesia pertama yang meraih medali emas di ajang internasional,” ungkap Fathih.
Sementara itu, dominasi tuan rumah dan negara-negara Timur Tengah masih kuat di cabor ini. Dua pembalap asal Uni Emirat Arab, Mohammed Umair Al Rashedi dan Khalifa Alghfeli, menempati posisi pertama dan kedua dengan waktu 45 detik, disusul M. Wasmi Sultan Al Balawi dari Arab Saudi di posisi ketiga dengan 48 detik.
Pelatih tim balap unta Indonesia, Wahyu Setiawan, mengaku bangga atas pencapaian perdana yang diraih anak asuhnya. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) dan komunitas Camel Racing Indonesia yang telah memberi dukungan penuh terhadap program pembinaan di Abu Dhabi.
“Walau baru debut, posisi kita tidak terlalu jauh tertinggal. Ini tonggak penting karena belum pernah ada orang Indonesia yang terjun di olahraga ini sebelumnya,” ujar Wahyu.
“Ke depan, kami berencana mengikuti event dan pelatihan lanjutan. Kami juga sedang mencari lokasi di Indonesia yang memungkinkan untuk menggelar kompetisi balap unta agar olahraga ini bisa berkembang di tanah air,” tutupnya.
Dwi Iswanto