Semesta berwarna Merah Putih di Bangkok

Update: 2025-12-10 05:00 GMT

Atlet dan ofisial kontingen Indonesia mengikuti defile dalam pembukaan SEA Games 2025 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Selasa (9/12/2025). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.

 Olahraga selalu tak benar-benar menjadi olahraga. Barangkali, olahraga bisa menyamai kompleksitas kopi pada setiap apa yang terkandung di dalamnya.

Di olahraga, ada sains, ada matematis, kecerdasan berpikir, ketahanan, kerja keras, jiwa, psikis, psikologis, emosi, serta cerita-cerita kecil atau besar yang menjadi latar belakang seorang pemenang.

Di Rumah Indonesia, tepatnya di 193 Soi Prachan Khadi, Bangkok, yang menjadi markasnya kontingen atlet dan ofisial Tim Indonesia, sangat hangat menjelang upacara pembukaan SEA Games ke-33 2025. Rumah yang disediakan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sebagai tempat singgah para atlet dan ofisial Merah Putih itu juga menjadi tempat bagi sembilan atlet Indonesia yang dipilih mengenakan busana adat representasi Indonesia untuk bersiap-siap.

Banyak tawanya tentu saja. Megawati Hangestri Pertiwi, yang namanya viral bukan hanya di Indonesia tapi juga diidolakan oleh warga Korea Selatan, datang terlalu dini untuk persiapan make up dan busana adat Lampung. Ada kekeliruan kecil yang jadi cerita persiapan di Rumah Indonesia itu.

Seluruh busana yang disiapkan untuk mantan pemain Daejeon JungKwanJang Red Sparks itu tidak ada yang muat. Rupanya, tim busana salah mengambil data postur tubuh Megawati yang dimaksud.

Sang "Megatron" yang terkenal dengan keunggulan smash keras itu bertinggi 185 centimeter, ukuran sepatunya 45. Tapi yang disediakan adalah busana untuk perempuan dengan nomor sepatu 39. Yang disediakan itu dimaksudkan untuk Megawati atlet taekwondo.

Jadinya, Megawati memanfaatkan fasilitas Rumah Indonesia untuk tidur siang sembari menunggu busananya tersedia. Megawati terpilih sebagai pembawa bendera dalam defile kontingen Indonesia pada upacara pembukaan SEA Games ke-33 2025 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Selasa (9/12) malam.

Sejumlah wartawan yang menunggu di Rumah Indonesia sempat terkejut dengan perubahan fisik Robi Syianturi. "Saya turun lima kilo," katanya. Salah satu aset Indonesia dari cabang olahraga atletik, khususnya untuk nomor lari jarak jauh seperti marathon dan half marathon, itu baru saja pulang dari pemusatan latihan di Kenya, Afrika Timur.

Kedatangan Robi di Rumah Indonesia disambut hangat oleh ofisial dari KOI, yang langsung menyuruhnya segera makan siang. Rendang dengan bumbu cokelat pekat kehitaman dan dendeng balado khas Minang jadi sajian.

KOI secara khusus membawa juru masak andal ke Bangkok untuk memanjakan lidah para atlet sebagai penawar dari banyaknya rasa asam boga Thailand. Setelah beberapa kali mencicipi makanan Thailand, lalu kembali lagi pada rendang, dendeng, atau seremeh orek tempe kering atau kentang mustofa, membuat orang Indonesia semakin bersyukur betapa lezat luar biasa masakan Nusantara.

Cerita Robi berkebalikan dengan Mega. Postur Robi yang kecil namun sangat dibutuhkan dalam lomba lari selama dua jam tanpa henti, kedodoran mengenakan celana krem yang disiapkan. Tim busana akhirnya mengakali kebesarannya lingkar pinggang celana yang tak sesuai dengan beberapa peniti. Begitu pula bagian bawah celana pun dilipat dan ditusuk peniti agar lebih pas.

Bryan Brata Coolen dan Samuel Maxson Septionus tidak kuasa meledek Robi. "Pokoknya tinggal bilang aja, nanti dipegangin. Hahaha..."

Atlet berkuda dan atlet renang yang memakai busana setelan jas dan kain ulos yang sama dengan Robi itu mengandai-andai apa jadinya jika Robi yang ditunjuk sebagai pembawa bendera Merah Putih itu kedodoran di tengah lapangan upacara pembukaan.

Bahkan, salah seorang pewarta foto memberikan bantuan kepada Robi dengan meminjamkan sabuknya untuk dikenakan pemegang rekor pelari marathon tercepat se-Asia Tenggara tersebut. Supaya lebih aman kata Robi.

Sementara Megawati tidur siang, Irene Sukandar sudah lebih dulu dirias oleh make up artist. Ceritanya, sang Grand Master catur perempuan pertama di Indonesia itu adalah pengantin baru.

Tiga hari lalu Irene mengumumkan di akun media sosial Instagram pribadinya bahwa ia telah menjalani pernikahan dengan Master catur Amerika Eric Rosen. Tapi kemarin sudah mengenakan busana kebaya putih yang dipadukan dengan kain tapis dan mahkota siger khas Lampung, berjalan dalam iringan defile tim Indonesia di Rajamangala, mengibar-ngibarkan Merah Putih kecil di tangannya.

Kita satu

Malam itu, Rajamangala seperti berubah menjadi mangkuk raksasa yang menampung cahaya. Ribuan drone yang sayapnya berisik seperti tawon terbang lamat-lamat sebelum membentuk pola-pola warna-warni yang melayang di atas Rajamangala.

"Kita Satu, Dihubungkan oleh Laut," begitu pesan yang disampaikan untuk menguatkan keterikatan negara-negara ASEAN.

Thailand, yang untuk ketujuh kalinya menjadi tuan rumah, memutuskan merayakan pembukaan tanpa kembang api. “Green SEA Games”, begitu konsepnya: ramah lingkungan, minim polusi, dan menekankan keberlanjutan. Cahaya menggantikan letupan. Air menggantikan api.

Setelah penghormatan untuk mendiang Ratu Sirikit, sebagian area lapangan stadion yang merupakan kolam besar menampilkan tidak sedikit pertunjukan.

Para perenang putri menceburkan diri dalam formasi yang menyerupai tarian akuatik. Seorang pengendara jetski kemudian melingkari kolam, memecah air yang memantulkan cahaya biru kehijauan dari puluhan lampu panggung. Dua penampil dengan kostum neon terbang menggunakan flyboard, semburan air di kaki mereka membuatnya melayang-layang di udara.

Lalu tiba saatnya panji dikibarkan. Indonesia memasuki lapangan dengan sorot lampu yang merayapi barisan. Irene tampak anggun. Robi, yang pada akhirnya tidak kedodoran, mengibarkan Merah Putih besar di tangannya dengan tanggung jawab. Dan Megawati dengan busana yang kini benar-benar pas, turut memimpin barisan bersebelahan dengan Robi.

Ketika Panipak Wongpattanakit akhirnya menyalakan kaldron ramah lingkungan, kaldron kecil yang memicu pertunjukan drone besar di langit Rajamangala, membuat sorak penonton menggelegar. SEA Games ke-33 resmi dimulai.

Namun pada akhirnya. Di balik segala ritual, riasan, dan parade adat, esensi pertandingan selalu kembali pada kompetisi.

Megawati yang sudah beberapa kali membela Merah Putih di SEA Games, tidak ingin menaruh harapan tinggi-tinggi. Ia cukup percaya dengan rekan-rekannya, dan akan memberikan usaha yang maksimal.

Dari lapangan voli ke jalanan, Robi Syianturi akan menghadapi tantangan baru yang belum pernah ia alami sebelumnya: berlomba pada malam hari. Perlombaan yang belum pernah dia lakukan, yang menurutnya akan lebih sulit dibanding berlari pada pagi atau siang hari.

"Rebutan oksigen sama pohon," kata dia, yang juga menyebutnya akan "berantem" dengan pohon saat perlombaan lari.

Akan tetapi Robi mempersiapkan itu. Pola latihannya diubah mengikuti jadwal lomba di Bangkok. Selama seminggu terakhir, Robi lari petang hari hingga malam. Mulai Rabu 10 Desember 2025 pagi, SEA Games tidak lagi soal keriuhan, baju adat, atau tawa hangat. Ini soal menang atau kalah. Pertandingan dimulai.

Tags:    

Similar News