PT CSI tegaskan produknya sudah kompatibel dengan BBM campuran etanol

Direktur Pemasaran PT Chery Sales Indonesia (CSI), Budi Darmawan menegaskan bahwa implementasi pemerintah terkait etanol 10 persen (E10) tidak perlu dikhawatirkan.

By :  Widodo
Update: 2025-10-25 16:40 GMT

Uji coba penggunaan Bioethanol E10 di kendaraan jenis mobil. ANTARA/HO-PT Pertamina Patra Niaga

Direktur Pemasaran PT Chery Sales Indonesia (CSI), Budi Darmawan menegaskan bahwa implementasi pemerintah terkait etanol 10 persen (E10) tidak perlu dikhawatirkan oleh konsumennya, karena produk Chery semua sudah kompatibel dengan hal tersebut.

“Pada intinya produk Chery yang dipasarkan di Indonesia itu customer tidak perlu khawatir. Itu sudah mendukung baik E20 atau apapun itu,” kata Budi Darmawan di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, program pemerintah untuk menjalankan implementasi kandungan etanol 10 persen dalam bahan bakar minyak (BBM) sangat didukung oleh Chery karena ini akan memberikan dampak yang positif untuk lingkungan.

“Kita akan mendukung program pemerintah dan kami akan terus melakukan update perkembangan sesuai dengan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah,” jelas dia.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan mobil-mobil di Indonesia sudah kompatibel dengan kandungan etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) hingga 20 persen.

"Sebetulnya, mobil-mobil mau merek apa pun itu, sudah kompatibel dengan etanol. Secara teknis, secara kemampuan mesin, itu maksimal bisa 20 persen," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi ketika ditemui di Jakarta, Senin (6/10).

Menurut dia, Pertamina telah melakukan uji coba pasar untuk bensin dengan kandungan etanol melalui produk seperti Pertamax Green 95. Uji coba dilakukan dengan menggunakan produk Pertamax Green 95, karena ini merupakan BBM non-PSO atau penugasan pemerintah.

Meskipun mobil-mobil di Indonesia sudah kompatibel dengan kandungan etanol di dalam BBM hingga 20 persen, Indonesia masih menganut campuran etanol sebesar 5 persen.

Kebijakan tersebut disebabkan oleh pemerintah yang masih mempertimbangkan ketersediaan bahan baku etanol di dalam negeri, seperti jagung dan tebu.

Sedangkan, di negara-negara lain, kandungan etanol di dalam BBM sudah lumrah ditemukan, bahkan hingga 20 persen seperti di Amerika Serikat.

Tags:    

Similar News