Kemenkes: Tahun ini tak ada kasus Mpox di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan pada tahun ini tidak ada kasus Mpox atau cacar monyet di Indonesia dan khusus untuk Riau dan Kepulauan Meranti hingga saat ini juga belum pernah ada pelaporan kasus konfirmasi Mpox.

Update: 2025-09-22 15:30 GMT

Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan pada tahun ini tidak ada kasus Mpox atau cacar monyet di Indonesia dan khusus untuk Riau dan Kepulauan Meranti hingga saat ini juga belum pernah ada pelaporan kasus konfirmasi Mpox.

"Kasus yang diduga terjadi adalah dua kasus suspek (BS 13 tahun dan Zu 17 tahun)," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman di Jakarta, Senin.

Dia menyebutkan hal tersebut menyusul kabar media massa tentang adanya kejadian satu santri di Riau yang meninggal dunia, yang diduga terinfeksi Mpox atau cacar monyet.

Aji menjelaskan sejak 12 September 2025 pasien BS mengalami demam di pondok pesantren. Setelah itu mengalami bintik merah dan lesi bertambah banyak.

"Pada 17 September 2025, pasien BS dibawa ke RSUD Kepulauan Meranti karena lesi semakin bertambah banyak hingga ke organ vital dan kondisi pasien memburuk sehingga dilakukan tata laksana penanganan sesuai standar dan SOP," katanya.

Kemudian, kata Aji, pada 18 September 2025 pasien Zu dibawa ke UGD RSUD Kepulauan Meranti dengan keluhan demam dan ruam merah.

Pada 20 September 2025 pasien BS meninggal dunia. Secara klinis, kata dia, gejala mengarah ke varicella atau cacar air. Selain itu, lanjutnya, pasien memiliki komorbid berupa infeksi selaput otak.

"21 September 2025 pasien Zu diperbolehkan pulang dan dilakukan isoman (isolasi mandiri)," kata Aji.

Berdasarkan hasil investigasi awal, terdapat teman sekamar penderita kasus yang mengalami cacar air dan sejauh ini tidak terdapat faktor risiko mengarah ke Mpox.

Sebagai bentuk kewaspadaan, lanjutnya, RSUD menetapkan kasus tersebut sebagai suspek Mpox. Saat ini, katanya, masih menunggu hasil pemeriksaan.

Selain itu pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, RSUD, dan pihak pondok pesantren, untuk pengobatan kasus, penyelidikan epidemiologi, dan pengiriman dan pemeriksaan spesimen dua kasus di Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan.

Guna menghindari risiko kesehatan, Aji mengimbau publik untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menghindari kontak seksual berisiko.

"Segera melapor ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala Mpox, seperti demam, nyeri, sakit tenggorokan yang disertai ruam/lesi pada kulit," katanya.

Tags:    

Similar News