Ekonom UI: Wisata Kesehatan RI harus sesuai kebutuhan pasien
Ekonom UI menilai Indonesia berpotensi besar mengembangkan wisata kesehatan, namun ekosistem layanan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien agar mampu bersaing dengan negara tetangga.
Elshinta/ Antaranews
Wisata kesehatan Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk berkembang, namun para ahli menegaskan layanan wisata medis harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien agar mampu bersaing dan mendorong pemasukan negara. Ekonom Universitas Indonesia, Prof. Telisa Aulia Falianty, menekankan ekosistem wisata kesehatan harus dibangun secara menyeluruh, mulai dari kualitas dokter, teknologi medis, hingga regulasinya.
Ekonom Universitas Indonesia, Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty, menilai peluang Indonesia dalam mengembangkan wisata kesehatan sangat besar, namun keberhasilan sektor ini bergantung pada kemampuan menyediakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Ia menegaskan bahwa kualitas tenaga medis, teknologi kesehatan, hingga dukungan regulasi harus saling terintegrasi agar wisata medis dapat menjadi sumber pendapatan negara.
Menurut Telisa, Indonesia sudah memiliki modal kuat berupa deretan rumah sakit besar, dokter spesialis kompeten, serta teknologi medis modern seperti prosedur laser dan operasi minim invasif. Pemerintah disebutnya dapat mempromosikan paket wisata kesehatan yang aman, kredibel, dan menawarkan nilai tambah berbeda dibandingkan negara lain.
Meski demikian, Telisa mengingatkan pentingnya memperhatikan pengalaman pasien secara menyeluruh, termasuk kemampuan dokter dalam berkomunikasi. Ia mencontohkan banyak masyarakat memilih berobat ke Penang atau Singapura karena merasa lebih nyaman saat konsultasi dan mendapatkan harga yang relatif kompetitif.
Dari sisi biaya, Telisa menilai penetapan harga harus sebanding dengan kualitas layanan tanpa menciptakan paket promosi yang menyesatkan. Kebutuhan wisatawan premium juga harus dipertimbangkan, terutama mereka yang mencari layanan kesehatan yang terpadu dengan pengalaman wisata.
Ia juga mendorong pemerintah memberikan insentif, baik bagi konsumen maupun pelaku industri kesehatan, seperti relaksasi PPN untuk produk dan layanan medis. Penguatan industri alat kesehatan dalam negeri, menurutnya, menjadi langkah penting untuk menekan biaya impor.
Selain itu, Telisa mengusulkan pemerintah mengintegrasikan program medical check-up gratis menggunakan produk lokal bagi turis sebagai bagian dari strategi promosi wisata kesehatan. Menurutnya, kolaborasi lintas program prioritas akan memperkuat ekosistem wisata medis nasional secara menyeluruh.