Teknologi SiLK meluncur, alternatif LASIK tanpa flap dengan presisi sub-mikron

KMN EyeCare resmi meluncurkan SiLK (Smooth Incision Lenticule Keratomileusis), teknologi koreksi penglihatan terbaru tanpa pembuatan flap pada kornea atau non-flap LASIK.

Update: 2025-12-08 10:10 GMT

Sumber foto: Heru Lianto/elshinta.com.

KMN EyeCare resmi meluncurkan SiLK (Smooth Incision Lenticule Keratomileusis), teknologi koreksi penglihatan terbaru tanpa pembuatan flap pada kornea atau non-flap LASIK.

Teknologi yang dikembangkan Johnson & Johnson Vision itu diklaim memberikan prosedur yang lebih halus, pemulihan lebih cepat, serta kenyamanan lebih tinggi bagi pasien dengan keluhan rabun jauh, rabun dekat, maupun astigmatisme.

SiLK merupakan pengembangan dari prosedur LASIK yang telah banyak digunakan di berbagai negara. Jika LASIK konvensional membutuhkan pembuatan flap sebelum pembentukan jaringan kornea, metode SiLK menggunakan sayatan mikro berukuran 2–4 milimeter untuk mengekstraksi lenticule—jaringan tipis berbentuk lensa—yang dibentuk dengan laser presisi tinggi.

Pendekatan non-flap ini dinilai lebih minim invasif karena menghilangkan risiko komplikasi yang terkait pembuatan flap.

Laser berenergi ultra rendah pada SiLK juga memungkinkan pembentukan lenticule lebih stabil, mengurangi inflamasi, serta meminimalkan gangguan pada saraf kornea.

“SiLK adalah teknologi laser generasi terbaru dari Johnson & Johnson Vision. Proses pembentukan lenticule berlangsung sekitar 16 detik dengan presisi sub-mikron, kemudian jaringan tersebut dikeluarkan melalui sayatan mikro,” kata dr Ricky E Rooroh, SpM, dalam webinar KMN EyeCare di Jakarta, Sabtu (6/12).

Ricky menjelaskan, teknologi SiLK dirancang untuk menghasilkan penglihatan tajam dan stabil melalui prosedur yang singkat.

“Sebagian besar pasien melaporkan penglihatan mulai membaik keesokan harinya, meskipun waktu pemulihan dapat berbeda pada tiap individu,” ujarnya.

Selain itu, SiLK juga memiliki keunggulan regenerasi saraf kornea lebih cepat, risiko mata kering lebih rendah, serta kemampuan menjaga kekuatan struktur kornea berkat minimnya gangguan jaringan.

Teknologi ini menggunakan profil lenticule biconvex yang diklaim memberikan hasil visual stabil dalam jangka panjang.

“Energi laser ultra rendah membuat tekanan pada jaringan lebih kecil dan sayatan lebih halus. Ini berdampak pada kenyamanan pasien serta mempercepat proses penyembuhan,” ujar Ricky.

Sejak diperkenalkan dua bulan lalu, sekitar 100 pasien telah menjalani tindakan menggunakan SiLK di KMN EyeCare.

Pada webinar tersebut juga menghadirkan dr Rudy Cahyadi, CEO KMN EyeCentre, serta dr Maya E Suwandono, SpM.

Senada, mereka menegaskan bahwa baik LASIK maupun SiLK tetap memberikan hasil visual optimal, namun SiLK menawarkan pendekatan lebih modern dengan risiko lebih rendah.

Rudy menyebut tingginya respons pasien menunjukkan kebutuhan akan metode koreksi penglihatan yang minim rasa tidak nyaman.

“Antusiasme pasien cukup tinggi karena SiLK menjadi pilihan baru bagi mereka yang ingin terbebas dari kacamata dan lensa kontak dengan prosedur yang lebih halus,” kata Rudy seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Heru Lianto, Senin (8/12). 

Tags:    

Similar News