Kesan positif penari Indonesia usai manggung di 75 tahun hubungan Indonesia-Pakistan
. Para penari dan model dari Paguyuban Citra pimpinan Ibu Linda Amalia Gumelar juga telah kembali ke Tanah Air, pekan ini. Foto : KBRI
Rangkaian kegiatan besar KBRI Islamabad dalam rangka memperingati 75 Tahun Hubungan Bilateral Indonesia-Pakistan, telah selesai. Para penari dan model dari Paguyuban Citra pimpinan Ibu Linda Amalia Gumelar juga telah kembali ke Tanah Air, pekan ini.
Beragam kesan positif mereka ungkapkan saat dilepas Duta Besar RI Chandra W. Sukotjo dan isteri Tamara Y. Sukotjo di Bandara International Islamabad.
"Senang sekali melihat antusiasme pengunjung dan apresiasi luar biasa dari mereka. Kami semua baru pertama kali ke Pakistan. Nggak nyangka, ternyata Islamabad bagus," kesan Ari Wisaksono yang beken dengan panggilan Ari Tulang sebagai show director pada dua gelaran KBRI Islamabad tersebut.
"Kunjungan ke Islamabad ini diantara yang terbaik!," timpal Said Rachmat sang koreografer.
"Tak terasa, semingguan lebih di Pakistan. Kami menikmati Islamabad yang hijau, segar, dan tidak macet. Bisa dijajaki kerja sama di bidang fesyen,” kata Taty Gobel.
Komentar positif dari personel Paguyuban Citra ini menambah semangat KBRI Islamabad untuk terus memperkuat hubungan antar masyarakat kedua negara atau people-to-people contacts. Sehingga bisa berdampak positif pada kerja sama pada banyak bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, pendidikan, kesehatan, dan masih banyak lagi.
"Waktu aku pamit berangkat ke Pakistan, teman-teman pada kaget. Beneran berani?," ungkap Ratu Dewi salah satu penari.
“Pas sudah tampil, ternyata masyarakat Pakistan antusias banget. Menurutku, kegiatan ini berdampak nyata bagi hubungan bilateral Indonesia–Pakistan,” tambahnya sambil menunjukkan foto-foto di keramaian Islamabad dari smart phone-nya.
"Seneng banget bisa tampil lagi," ungkap Citra yang pernah batal tampil di Qatar, Oman, dan Yordania karena perang di kawasan Timur Tengah tahun 2023.
“Tampil di Pakistan berkesan begitu dalam. Bangga jadi bagian dari perayaan ini,” lanjutnya sesaat sebelum boarding.
Sementara itu, pemberitaan media internasional untuk kawasan Asia Selatan memang tak jauh dari kekerasan dan gangguan keamanan. Termasuk berita pengeboman beberapa waktu lalu di Islamabad. Sehingga banyak masyarakat Indonesia yang tidak melirik Pakistan sebagai tujuan kerja sama ekonomi ataupun wisata. Padahal potensi Pakistan di kedua bidang itu cukup besar dan terbuka lebar.
"Hubungan ekonomi dan hubungan antar masyarakat merupakan pilar penting hubungan bilateral Indonesia-Pakistan,' terang Duta Besar Chandra W. Sukotjo dalam sambutannya di depan ratusan undangan Resepsi Diplomatik 75 Tahun Indonesia-Pakistan di Movenpick Hotel Islamabad.
Selang dua hari usai resepsi diplomatik, Indonesian Expo 2025 diadakan di Centaurus Mall, pusat perbelanjaan terbesar di Islamabad. "Persahabatan tidak boleh hanya berada di ruang-ruang tertutup. Ia harus hidup di tengah masyarakat, di tempat keluarga dan komunitas biasa berkumpul,” ungkap Duta Besar RI saat pembukaan expo.
Dari sisi Pakistan, kedekatan yang sama juga diungkapkan oleh Senator Mushahid Hussain Syed yang juga Ketua Pakistan-Africa Institute for Development and Research (PAIDAR). “Indonesia punya tempat istimewa di hati masyarakat Pakistan. Saya bisa rasakan itu karena saya pernah menghabiskan masa indah bersekolah di Jakarta sebagai anak dari Atase Pertahanan pertama Pakistan untuk Indonesia,” ujarnya sambil mengenakan batik pemberian Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
"KBRI Islamabad selalu punya cara tersendiri untuk tampil unik, hebat, dan berkelas. Dan itu telah kalian buktikan melalui Resepsi Diplomatik dan Indonesian Expo 75 Tahun Indonesia-Pakistan. Kami harus belajar banyak dari kalian!," ujar Usman Shah, Direktur Nifty Sphere Institute of Arts and Design Islamabad.
Penulis: Vivi Trisnavia/Ter