Sudan minta masyarakat internasional hentikan aliran senjata ke RSF

Update: 2025-11-05 05:00 GMT

PBB sebut situasi di Darfur Utara di Sudan masih "katastropik". (ANTARA/Xinhua.)

Sudan pada Selasa menyerukan kembali masyarakat internasional untuk menghentikan aliran senjata kepada paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dan menunjuknya sebagai organisasi teroris. Permintaan tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang diadakan perwakilan Sudan untuk Uni Afrika, Duta Besar Al-Zain Ibrahim Hussein di kedutaan besar Sudan di Addis Ababa, Ethiopia.

Hussein menuduh "komunitas internasional dan regional" memungkinkan RSF melakukan kekejaman di kota El-Fasher, ibu kota Darfur Utara, dan di kota-kota serta desa-desa lain, lapor kantor berita negara SUNA. Hussein menyerukan "pengakhiran pelanggaran dengan memutus pendanaan dan jalur pasokan senjata milisi," dan mendesak dunia untuk "menunjuk milisi tersebut sebagai organisasi teroris."

Ia juga memperingatkan bahwa penggunaan tentara bayaran dan pejuang asing di Sudan berisiko menyebar ke seluruh Afrika.

Dalam pengarahan tersebut, Hussein menunjukkan rekaman video yang menurutnya mendokumentasikan "pelanggaran luas terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional serta pembunuhan massal yang dilakukan oleh RSF" di El-Fasher, kota Bara di Kordofan Utara, dan wilayah lain terhadap warga sipil tak bersenjata.

RSF merebut El-Fasher pada 26 Oktober dan melakukan pembantaian terhadap warga sipil, menurut organisasi lokal dan internasional, yang memicu peringatan bahwa pengambilalihan tersebut dapat memperkuat pemisahan geografis negara tersebut.

Pada 29 Oktober, komandan RSF Mohamed Hamdan Dagalo mengakui apa yang disebutnya "pelanggaran" oleh pasukannya di El-Fasher, dengan mengatakan bahwa penyelidikan telah dibuka.

RSF kini menguasai seluruh lima negara bagian di wilayah Darfur di Sudan barat, sementara militer menguasai sebagian besar dari 13 negara bagian yang tersisa di selatan, utara, timur, dan tengah, termasuk ibu kota, Khartoum.

Sejak 15 April 2023, militer Sudan dan RSF telah terlibat dalam perang yang gagal diakhiri oleh mediasi regional maupun internasional. Konflik ini telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan orang mengungsi.

Similar News