Gerakkan ekonomi nasional melalui produk lokal, JITEK 2025 gelar diskusi `Famili`
Sebagai upaya memperkuat identitas merek lokal dan mendorong kebanggaan masyarakat terhadap produk dalam negeri, Jakarta International Investment, Trade, Tourism & SMEs Expo (JITEX) 2025 menghadirkan Diskusi FAMILI (Forum Asli Merek Lokal Indonesia) yang berlangsung di Main Stage (Senayan Stage) Hall B, Jakarta Convention Center.
Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.
Sebagai upaya memperkuat identitas merek lokal dan mendorong kebanggaan masyarakat terhadap produk dalam negeri, Jakarta International Investment, Trade, Tourism & SMEs Expo (JITEX) 2025 menghadirkan Diskusi FAMILI (Forum Asli Merek Lokal Indonesia) yang berlangsung di Main Stage (Senayan Stage) Hall B, Jakarta Convention Center.
Diskusi FAMILI menghadirkan narasumber lintas kementerian dan lembaga, serta tokoh penting sektor ritel, UMKM, dan ekonomi kreatif serta dihadiri pemilik merek lokal Indonesia dengan dimoderatori Budihardjo Iduanjsah yang merupakan Koordinator Forum Asli Merek Lokal Indonesia dan Ketua Gerakan Belanja di Indonesia Aja. Narasumber yang dihadirkan, Ni Made Ayu Marthini, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata, Temmy Satya Permana, Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Patria Susantosa, Deputi Bidang Transformasi Pengadaan Digital Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Dewi Rokhayati, Direktur Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan.
Forum ini lahir dari pandangan bahwa sektor riil adalah kunci pemulihan dan percepatan ekonomi nasional. Sesuai dengan pernyataan Menteri Keuangan Republik Indonesia, yang menyebutkan bahwa uang yang sebelumnya tersendat kini diarahkan langsung ke pasar. Sektor riil menjadi ujung tombak perputaran dana tersebut, dan pelaku utama sektor riil adalah ritel dan UKM merek lokal.
Dalam konteks inilah, FAMILI (Forum Asli Merek Lokal Indonesia) berperan strategis, karena mencakup pelaku sektor ritel modern, pasar tradisional, produk fashion, kuliner/F&B, hingga brand lokal yang menjadi tulang punggung konsumsi masyarakat.
Diskusi FAMILI juga menjadi ruang penting untuk mendorong keberlanjutan gerakan nasional seperti, Kamis Pakai Lokal, Jumat Beli Lokal dan ASN Pakai Lokal.
Gerakan ini diharapkan tidak hanya menumbuhkan kebanggaan, tetapi juga menggerakkan daya beli dan meningkatkan penyerapan produk lokal dan UKM lokal secara nyata.
Sejalan dengan itu, program “Belanja di Indonesia Aja” yang telah diluncurkan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian bersama Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) juga menjadi bagian penting dalam menguatkan sektor riil. Dengan dukungan pemerintah, program ini diharapkan mampu untuk menjadi penguat konsumsi domestik, mempercepat perputaran ekonomi melalui penguatan merek lokal, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan daya saing pasar dalam negeri.
Diskusi FAMILI di JITEX 2025 bukan hanya sebuah talkshow interaktif, tetapi juga momentum untuk menyatukan langkah pemerintah, asosiasi, pelaku usaha, dan masyarakat dalam memperkuat ekosistem produk lokal.
“FAMILI adalah wadah kebersamaan merek lokal Indonesia. Melalui dukungan nyata pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, kita ingin melahirkan gerakan berkelanjutan, bukan sekadar bangga, tetapi benar-benar membeli dan menggunakan produk lokal. Dengan begitu, ekonomi nasional dapat tumbuh dari sektor riil offline yang kuat dan mandiri sehingga memperkuat perdagangan dalam negeri,” ujar Budihardjo Iduanjsah, Koordinator Forum Asli Merek Lokal Indonesia dalam keterangan yang diterima Redaksi Elshinta.Com, Senin (22/9).
Lebih lanjut Budihardjo menegaskan bahwa sesuai arahan Menteri Keuangan, uang yang sudah digelontorkan ke pasar harus segera digerakkan oleh sektor riil. “Dan sektor riil itu siapa? Retail. Retail itu siapa? UKM dan merek lokal Indonesia, itulah FAMILI. Kita bicara ritel modern, produk fashion, hingga kuliner/FnB, semua ada dalam FAMILI. Karena itu gerakan seperti Kamis Pakai Lokal, Jumat Beli Lokal, ASN Pakai Lokal, hingga Belanja di Indonesia Aja perlu terus digerakkan dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Dengan tambahan stimulus Rp200 triliun untuk memperkuat konsumsi domestik, kita harus pastikan uang ini berputar di dalam negeri, memperkuat merek lokal, dan membuka lapangan pekerjaan baru.” kata Budihardjo.