BAZNAS RI distribusikan 1.500 porsi makanan siap saji untuk pengungsi longsor Banjarnegara
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) mendistribusikan sedikitnya 1.500 porsi makanan siap saji bagi para penyintas bencana tanah longsor di Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) mendistribusikan sedikitnya 1.500 porsi makanan siap saji bagi para penyintas bencana tanah longsor di Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara.
Sejak Senin (17/11/2025), tim BTB bersama relawan daerah melakukan asesmen kebutuhan, pendataan pengungsi, dan koordinasi dengan posko induk serta pemerintah desa. Dengan jumlah pengungsi yang mencapai ratusan jiwa, BAZNAS mendirikan dapur umum yang menyiapkan hingga 1.500 porsi makanan dan masih akan terus bertambah.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, MA., menegaskan, pihaknya menempatkan pemenuhan kebutuhan pangan sebagai prioritas utama untuk menjaga ketahanan para penyintas selama fase tanggap darurat berlangsung dan sebelum situasi kembali kondusif untuk beraktivitas seperti biasa.
“BAZNAS memastikan para penyintas mendapatkan makanan hangat dan layak konsumsi setiap hari, karena kondisi mereka masih sangat rentan dan membutuhkan dukungan penuh untuk bisa bertahan dalam situasi darurat yang belum dapat diprediksi kapan mereda,” ujar Saidah di Jakarta, Selasa (18/11/2025).
Saidah menjelaskan, keberadaan dapur umum dan dapur air di lokasi terdampak juga menjadi dukungan penting bagi tim relawan dan petugas pencarian, mengingat proses evakuasi korban tertimbun longsor dilakukan dalam tekanan cuaca yang tidak bersahabat.
“Kami ingin memastikan bahwa layanan ini menyentuh seluruh penyintas, termasuk kelompok rentan seperti anak-anak, ibu, dan lansia, sehingga mereka tetap mendapatkan perhatian khusus di tengah situasi kebencanaan yang kompleks dan membutuhkan respon cepat dari banyak pihak,” ucapnya.
Ia menambahkan, BAZNAS terus memantau perkembangan situasi dan menyesuaikan pola layanan sesuai kebutuhan harian masyarakat terdampak. Kebutuhan logistik dan kondisi lapangan setiap saat dapat berubah, sehingga koordinasi dengan semua unsur di posko induk menjadi hal yang tidak bisa ditinggalkan selama masa tanggap darurat masih berjalan.
“Prioritas kami adalah memastikan kebutuhan dasar penyintas terpenuhi secara konsisten di tengah situasi yang belum stabil, sehingga mereka tetap memiliki kekuatan fisik dan ketenangan dalam menghadapi kondisi yang penuh ketidakpastian,” katanya.