BMKG imbau warga Aceh waspadai bencana hidrometeorologi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I SIM Banda Aceh mengimbau masyarakat Aceh mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem berupa hujan secara terus menerus sejak pekan lalu.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I SIM Banda Aceh mengimbau masyarakat Aceh mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem berupa hujan secara terus menerus sejak pekan lalu.
"Waspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan lainnya akibat hujan intensitas sedang hingga lebat yang terus menerus dengan durasi lama," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I SIM Banda Aceh, Nasrol Adil, di Banda Aceh, Rabu.
Jika melihat awan tebal hitam dan hujan mulai rintik rintik di daerah pegunungan, masyarakat disarankan untuk segera meninggalkan daerah lerengan serta wilayah aliran sungai.
Nasrol menjelaskan, kondisi hujan di Aceh karena bibit siklon tropis 95B yang mulai terbentuk pada 21 November 2025 di wilayah Selat Malaka, sebelah timur Aceh.
Kemudian hasil analisis tanggal 25 November 2025, pusat sirkulasi bibit siklon tropis 95B terdeteksi di sekitar 5.0°LU 99.7°BT, di sekitar wilayah selat Malaka, sebelah timur Aceh, dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistem 25 knot (46 km/jam) yang terpantau di kuadran timur laut hingga tenggara sistem, dan tekanan minimum sekitar 1003 hPa.
Lalu, berdasarkan pengamatan citra satelit dalam 12 jam terakhir terpantau sebaran awan konvektif cukup intens yang memanjang di wilayah Selat Malaka dan pesisir sekitarnya dengan perluasan daerah deep convective sebelah utara dan selatan sistem.
Dukungan lainnya juga diberikan oleh konvergensi angin di lapisan permukaan dan divergensi lapisan atas berada dalam kategori sedang (10 - 20s-1).
"Namun, sistem saat ini belum didukung dengan wind shear yang berada dalam kategori sedang dan tinggi (15 – 20 knot) dan berada pada perairan sempit sehingga menjadi faktor penghambat pertumbuhan sistem," ujarnya.
Karena itu, lanjut dia, prediksi BMKG dalam periode 24 jam ke depan intensitas bibit siklon 95B diperkirakan masih persisten ditandai dengan pola sirkulasi di lapisan permukaan menengah yang tampak lebar dan kecepatan angin maksimum masih 25 knot di kuadran utara dan selatan sistem dengan pergerakan sistem ke arah barat barat laut mendekati daratan timur Aceh.
Pada 48 jam ke depan, sistem berada di Laut Andaman dengan intensitas masih persisten. Sedangkan dalam 72 jam ke depan, intensitas sistem ini diperkirakan cenderung menurun seiring dengan pergerakannya ke arah barat di daratan Aceh dengan kecepatan angin 20-25 knot.
"Potensi bibit siklon tropis 95B berkembang menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan dalam kategori peluang rendah," katanya.
Ia menambahkan, bibit siklon tropis 95B memberikan dampak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan berupa hujan dengan intensitas sedang lebat di seluruh Aceh.
"Untuk hari ini hingga besok Kamis (26/11) seluruh wilayah Aceh (23 kabupaten/kota diperkirakan masih diguyur hujan ringan dan lebat," demikian Nasrol Adil.