Simulasi gempa dan tsunami, Gedung DPRD Sumbar tempat evakuasi

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mendukung penuh simulasi penanggulangan gempa dan tsunami yang digelar Pemerintah Kota Padang sebagai upaya mengedukasi masyarakat agar tanggal terhadap bencana.

Update: 2025-11-05 10:20 GMT

Sumber foto: Musthofa/elshinta.com.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mendukung penuh simulasi penanggulangan gempa dan tsunami yang digelar Pemerintah Kota Padang sebagai upaya mengedukasi masyarakat agar tanggal terhadap bencana.

Dukungan penuh tersebut disampaikan Sekretaris DPRD Provinsi Sumbar, Maifrizon. DPRD Provinsi Sumbar menjadi tempat evakuasi warga untuk menyelematkan diri.

Maifrizon mengatakan, gedung DPRD Provinsi Sumatera Barat sangat memadai sebagai tempat bagi warga untuk menyelematkan diri apabila terjadi gempa dan tsunami.

"Gedung DPRD ini ramah gempa. Halamannya luas yang bisa dimanfaatkan untuk tempat menyelematkan diri saat gempa dan tsunami terjadi," sebut Maifrizon saat monitoring kegiatan simulasi gempa dan tsunami di gedung DPRD Sumbar, Rabu (5/11).

Sementara itu, salah seorang Komunitas Siaga Bencana (KSB) Ulakkarang Utara, Elfin mengatakan, berterima kasih kepada Sekretaris DPRD Sumbar yang telah memfasilitasi kegiatan simulasi tersebut.

"Kita diterima dengan baik dan kita difasilitasi apa yang diperlukan, seperti pengeras suara diberikan, pagar dibuka dan pintu juga dibuka," sebut Elfin.

Ia mengatakan, gedung DPRD Provinsi Sumatera Barat dijadikan tempat evakuasi sementara bagi warga, karena gedung tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai tempat evakuasi sementara bagi warga untuk menyelematkan diri apabila terjadi gempa dan tsunami.

"Ketinggian dan kekuatan bagunan DPRD Sumbar sudah memenuhi persyaratan. Halamannya memadai karena sangat luas," kata Elfin seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Musthofa, Rabu (5/11). 

Pemerintah Kota Padang menggelar Taunami Drill dengan melibatkan 200 ribu warga dari 55 kelurahan di delapan kecamatan untuk mengetahui kesiapan masyarakat, petugas dan peralatan serta rumah sakit saat gempa dan sunami terjadi.

Simulasi ini melibatkan personel lintas unsur, mulai dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinas Perhubungan, hingga ASN Pemerintah Kota Padang.

200 ribu warga yang mengikuti simulasi berada di 55 kelurahan dan 8 kecamatan berada di wilayah pesisir pantai yang rawan gempa dan tsunami. Sesuai kajian risiko bencana Kota Padang tahun 2023, seluruh kelurahan tersebut berisiko terdampak gempa dan tsunami.

Delapan kecamatan itu yakni Bungus Teluk Kabung dengan enam kelurahan, Koto Tangah dengan 11 kelurahan, Nanggalo dengan enam kelurahan, Padang Barat dengan 10 kelurahan, Padang Selatan dengan 11 kelurahan, Padang Timur dengan tiga kelurahan dan Padang Utara dengan tujuh kelurahan.

Warga yang mengikuti simulasi melibatkan siswa sekolah dasar, menangah dan tingkat atas. Kemudian mahasiswa di perguruan tinggi, hotel, rumah sakit, perusahaan swasta, pasar dan sebagainya.

Simulasi ini dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengenali tanda gempa berpotensi tsunami, evakuasi mandiri, arahan evakuasi, dan koordinasi antar pengendali evakuasi di lapangan

Tepat jam 10.00 WIB sirene berbunyi sebagai tanda peringatan terjadi gempa diiringi tsunami. Begitu peringatan dini tsunami dibunyikan, petugas memberikan arahan kepada warga untuk menyelematkan diri ke tempat evakuasi yang telah ditentukan. Petugas mengarahkan bagi warga untuk menyelematkan diri antara 20-30 menit (golden time). 

Tags:    

Similar News