Panglima Kodap XV Ngalum Kupel, Lamek Alipky Taplo tewas dalam penyerangan TNI di Kiwirok

Komando Operasi Swasembada Papua memastikan bahwa Panglima Kodap XV Ngalum Kupel, Lamek Alipky Taplo, meninggal dunia bersama tiga orang anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) lainnya dalam operasi penyerangan yang dilaksanakan oleh personel TNI Koops Swasembada pada hari Minggu (19/10/2025) terhadap markas Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Update: 2025-10-21 13:30 GMT

Sumber foto: Aman Hasibuan/elshinta.com.

Komando Operasi Swasembada Papua memastikan bahwa Panglima Kodap XV Ngalum Kupel, Lamek Alipky Taplo, meninggal dunia bersama tiga orang anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) lainnya dalam operasi penyerangan yang dilaksanakan oleh personel TNI Koops Swasembada pada hari Minggu (19/10/2025) terhadap markas Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang.


Operasi tersebut merupakan tindak lanjut dari informasi intelijen yang menunjukkan adanya aktivitas kelompok bersenjata OPM di bawah pimpinan Lamek Taplo yang selama ini aktif melakukan teror, pemerasan, dan intimidasi terhadap masyarakat sipil.


“Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemulihan stabilitas keamanan di wilayah perbatasan negara, khususnya di Distrik Kiwirok,” ujar Asintelter Koops Swasembada Papua, Letkol Inf Renaldy H, Senin (20/10/2025).


Lamek Alipky Taplo dikenal sebagai salah satu pimpinan OPM paling aktif dan radikal di wilayah Pegunungan Bintang. Sejak 2020 hingga 2025, kelompoknya telah melakukan berbagai aksi kekerasan dan teror, di antaranya menyerang pekerja proyek Jalan Trans Papua (2 Maret 2020), merampas senjata dari Pospol Subsektor Oksamol (28 Mei 2021).


Kemudian menyerang Satgas Pamtas 403/WP, membakar Puskesmas Kiwirok, dan membunuh tenaga kesehatan (13 September 2021), menembaki pesawat Smart Aviation (8 Oktober 2021), membakar sekolah dan fasilitas umum di Kiwirok dan Serambakon (Desember 2021), menyerang aparat TNI–Polri di berbagai titik (2022–2025), dan melakukan penembakan terhadap helikopter yang membawa bantuan kemanusiaan (Oktober 2025), dan membakar sekolah, gereja dan Puskesmas Distrik Kiwirok (Oktober 2025)


Renaldy menjelaskan, aksi-aksi brutal tersebut telah menyebabkan 6 korban jiwa dan 8 lainnya Luka Berat, kerugian materil berupa 7 Bangunan Fasilitas Umum dirusak dan dibakar, 6 Unit alat berat dibakar, serta menghambat pelayanan publik dan pembangunan di wilayah Kiwirok.


Setelah operasi tersebut dilaksanakan, situasi di Distrik Kiwirok berangsur kondusif. Aparat gabungan TNI – Polri terus melakukan pengamanan dan patroli di sejumlah titik strategis untuk mencegah potensi gangguan keamanan lanjutan.


“Meninggalnya Lamek Alipky Taplo merupakan pukulan telak bagi struktur OPM di wilayah Pegunungan Bintang dan juga merupakan tindakan nyata TNI dalam rangka menjamin keamanan masyarakat di perbatasan demi terciptanya Papua yang aman dan damai Koops Swasembada akan terus melaksanakan operasi secara terukur dan berkelanjutan demi terciptanya Papua yang aman dan damai,” ungkap Letkol Inf Renaldy seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Aman Hasibuan, Selasa (21/10). 

Tags:    

Similar News