Gedung asrama pesantren di Aceh ambruk akibat longsor, santri selamat
Gedung asrama Dayah (pesantren) Najmul Hidayah Al Aziziyah di Meunasah Subung Cot Meurak Blang Kabupaten Bireuen ambruk ke sungai akibat longsor, tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Gedung asrama Dayah (pesantren) Najmul Hidayah Al Aziziyah di Meunasah Subung Cot Meurak Blang Kabupaten Bireuen ambruk ke sungai akibat longsor, tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
"Alhamdulillah, tidak ada korban, karena santri sudah diungsikan dari semalam ke masjid pesantren, Allah maha kuasa," kata Pembina Dayah Najmul Hidayah Al Aziziyah, Tgk Adli Abdullah saat dikonfirmasi dari Banda Aceh, Rabu.
Untuk diketahui, sejumlah daerah di Aceh diguyur hujan deras dengan waktu lama sejak sepekan terakhir, dan sembilan kabupaten telah mengalami banjir hingga longsor akibat meluapnya air sungai dan derasnya debit air.
Adli menyampaikan lokasi bangunan asrama putra di dayah yang dipimpin Tgk Tarmizi M Daud Al Yusufy atau Waled Ar tersebut memang berada di tepi sungai. Kemudian, karena arus yang deras, pengaman tebing sungai hancur hingga berujung ambruknya gedung.
"Longsor disebabkan batu gajah yang dipasang (pengaman tebing sungai) tidak sesuai," ujarnya.
Ia menuturkan tebing sungai di sana yang dibangun menggunakan batu gajah itu dipastikan tidak sesuai, karena sudah pernah diproses hukum, terpidananya sudah menjalani hukuman.
"Tembok pengaman sungai dibangun tahun 2016, dan pernah bermasalah jebol karena banjir bandang yang melanda sungai Krueng Batee Iliek," katanya.
Ia memperkirakan kerugian materi akibat robohnya bangunan asrama pesantren tersebut mencapai Rp6 miliar lebih.
Ia menjelaskan para santri saat ini sudah mengungsi ke masjid dayah setempat, mereka sudah dievakuasi sebelum bangunan runtuh. Kini, mereka kehilangan tempat tinggal, pakaian dan peralatan lainnya.
Adli menegaskan untuk pesantren saat ini membutuhkan penanganan darurat dari pemerintah, khususnya dapur umum dan pakaian untuk digunakan santri.
"Kita butuh dapur darurat dan pakaian pengganti bagi santri yang menghuni asrama ini mencapai 329 orang," kata Adli Abdullah.