Surabaya siagakan rumah sakit untuk hadapi dampak persebaran Omicron

Dinas Kesehatan Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur menyiagakan seluruh rumah sakit di wilayahnya untuk menghadapi kemungkinan terjadi peningkatan jumlah penderita COVID-19 akibat persebaran virus corona tipe SARS-CoV-2 varian Omicron.

Update: 2021-12-23 12:58 GMT
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita. (ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya)

Elshinta.com - Dinas Kesehatan Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur menyiagakan seluruh rumah sakit di wilayahnya untuk menghadapi kemungkinan terjadi peningkatan jumlah penderita COVID-19 akibat persebaran virus corona tipe SARS-CoV-2 varian Omicron.

"Rumah sakit itu semuanya waspada dan kita siap, tapi mudah-mudahan tidak terisi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan Kota Surabaya langsung melakukan pelacakan kasus secara berkala dan menggiatkan kampanye penerapan protokol kesehatan setelah kasus infeksi Omicron dideteksi di wilayah Indonesia.

"Kita perketat penerapan protokol kesehatan, kemudian kita juga melakukan tracing (pelacakan)," kata Febria Rachmanita, yang biasa disapa Feny.

Feny mengatakan bahwa pelacakan kasus dan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan COVID-19 tetap digiatkan meski angka kasus penularan penyakit itu sudah melandai di Kota Surabaya.

"Minimal 10 persen dari (pekerja di) institusi harus kita tes, jadi memang kita mencari ada yang positif atau tidak," katanya.

Selain itu, ia melanjutkan, puskesmas-puskesmas di Kota Surabaya digerakkan untuk melakukan pelacakan kasus dan pemeriksaan serta mengarahkan warga yang tertular COVID-19 menjalani karantina guna mencegah penularan COVID-19 meluas.

Menurut Feny, sampai sekarang kasus infeksi Omicron belum ditemukan di Kota Surabaya. "Sampai hari ini Surabaya belum ada laporan, hanya (ada kasus mutasi virus varian) Delta," kata dia.

Guna mencegah persebaran Omicron, ia mengatakan, pemerintah juga sudah mewajibkan pekerja migran dan wisatawan asing menjalani karantina sebelum memasuki wilayah Kota Surabaya.

"Harus karantina, jadi harus ada di perbatasan. Kalau ada dari luar negeri (pekerja atau wisatawan) kita karantina," katanya.

Tags:    

Similar News