Pencarian santri tenggelam di Sungai Elo Magelang dilanjutkan

Satu dari dua santri Ponpes Al Lulul Wal Marjan, Desa Bumirejo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang menjadi korban tenggelam di Kedung Celeng sungai Elo di Dusun Wringin Putih Desa Blondo Kecamatan Mungkid.

Update: 2022-01-06 12:05 GMT
Sumber foto: Kurniawati/elshinta.com.

Elshinta.com - Satu dari dua santri Ponpes Al Lulul Wal Marjan, Desa Bumirejo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang menjadi korban tenggelam di Kedung Celeng, Sungai Elo di Dusun Wringin Putih Desa Blondo Kecamatan Mungkid, Rabu (5/1) hingga kini belum ditemukan. Sedangkan satu orang ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Kapolres Magelang Jateng AKBP Muhamad Sajarod Zakun mengatakan, upaya pencarian akan dilanjutkan hari ini, Kamis (6/1). Dua korban tenggelam adalah Fajril  Fadilah Adha (14) asal Sukra Wetan, Indramayu, Jawa Barat dan Balqy Mei Dei Meydiansyah (13) asal Cirebon, Jawa Barat. Fajril merupakan korban yang berhasil ditemukan.

Kapolres menjelaskan kedua korban ini sedang mengikuti kegiatan luar sekolah menggunakan bahasa Arab. Dari keterangan yang didapat, pengasuh sebenarnya sudah mengingatkan dan melarang  santri untuk  tidak bermain di sungai. "Namun peringatan itu diduga tidak diindahkan, sehingga terjadi peristiwa tenggelamnya dua orang santri tersebut," ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Kurniawati, Kamis (6/1).

Polisi tetap akan melakukan penyelidikan, siapa yang lalai dalam peristiwa ini. "Apakah pihak ponpes, pengasuh atau korban itu sendiri. Ini merupakan prosedur  dari kepolisian untuk melakukan penyelidikan," katanya.

Sementara itu, Rahmat Hartanto, pegawai Tata Usaha ponpes Al Lulul Wal Marjan membenarkan, kegiatan belajar di luar lingkungan ponpes, sering dilakukan untuk refreshing dan agar santri tidak jenuh belajar di dalam kelas. Biasanya, guru akan mengajak ke taman atau sungai. Ia menduga, kedua korban ini tidak mengindahkan peringatan guru untuk tidak bermain di tengah sungai, sehingga timbul peristiwa itu.

Dalam kegiatan ini salah satu guru pendamping Ponpes mengajak 22 santri laki-laki untuk belajar bahasa Arab di luar. Ia memilih pinggir sungai Elo karena viewnya bagus. "Biasanya guru akan mengajak santrinya kegiatan diluar di taman atau sungai," terang Rahmat. 

Tags:    

Similar News