1.800 ekor sapi di Aceh terindikasi PMK, 16 ekor mati
Penyebaran virus pada sapi, kerbau dan kambing semakin meluas terjadi di Aceh. Kasus tertinggi penyebaran virus yang menyebabkan terjadinya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak terjadi di Aceh Tamiang dengan jumlah kasus mencapai 1.770 ekor 16 ekor mati. Sedangkan untuk Aceh Besar sendiri hingga sudah mencapai 30 kasus PMK.
Elshinta.com - Penyebaran virus pada sapi, kerbau dan kambing semakin meluas terjadi di Aceh. Kasus tertinggi penyebaran virus yang menyebabkan terjadinya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak terjadi di Aceh Tamiang dengan jumlah kasus mencapai 1.770 ekor 16 ekor mati. Sedangkan untuk Aceh Besar sendiri hingga sudah mencapai 30 kasus PMK.
Dari hasil laporan petugas kesehatan hewan dan pertanian di Aceh Besar 18 kasus ditemukan 4 hari terakhir di Kecamatan Lhoknga, Montasik, dan Indrapuri. Tiga kasus ditemukan pada sapi yang dijual di Pasar Hewan Sibreh, Aceh Besar dan 9 kasus lainnya ditemukan di Desa Lubok Aceh Besar, Rabu (11/5). Data tersebut dibenarkan Kadis Pertanian Jafar saat ditemui di pasar hewan Sibreh, Aceh Besar.
"Selain Aceh Besar, kasus PMK juga terjadi di kabupaten Aceh Tamiang dengan jumlah kasus tertinggi yakni 1.767 kasus yang terindikasi, 16 ekor diantaranya mati dan 43.230 ekor sapi lainnya masih dalam keadaan sehat," kata Kepala Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang, Safuan seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Fitri Juliana, Kamis (12/5).
"Sebanyak 16 ekor sapi dilaporkan mati mengenaskan. Berdasarkan hasil uji laboratorium, kematian sapi-sapi tersebut karena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK)," kata Safuan.
Safuan mengatakan ternak sapi masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang mencapai 45 ribuan ekor. Puluhan ribu hewan ternak tersebut tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang.
Sedangkan dua kecamatan lainnya, kata Safuan, belum terdata apakah ada hewan ternak sapi terpapar penyakit mulut dan kuku atau tidak. Namun begitu, petugas di lapangan mendata kondisi hewan ternak di dua kecamatan tersebut.
"Dua kecamatan yang belum kami data yaitu Tenggulun dan Tamiang Hulu. Bisa jadi jumlah sapi yang terjangkit PMK bisa juga bertambah," kata Safuan menyebutkan.
Menurut Safuan, penyakit mulut dan kuku dengan gejala demam tinggi, mulut mengeluarkan air seperti buih, tidak mau makan hingga kuku terkelupas. Wabah penyakit ini berakhir dengan kematian hewan ternak.
Hal yang sama juga dikatakan Kadis Pertanian Aceh Besar Jafar. "Data Sementara ada sekitar 30 ekor sapi yang terkena PMK di Aceh Besar, 18 ekor di kecamatan Lhoknga dan Sibreh, 3 ekor lagi baru kita temukan di barusan di pasar hewan sibreh dan ini ada laporan lagi dari masyarakat lubok ada 9 lagi yang terindikasi PMK," papar Kadis Pertanian Aceh Besar.
Untuk mencegah penyebaran PMK semakin meluas, pihaknya bersama Polres Aceh Besar melakukan sosialisasi terhadap warga dan para peternak terkait gejala-gejala dan akibat yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Ia meminta kepada masyarakat dan para pemilik hewan ternak untuk segera melapor kepada petugas-petugas kesehatan hewan yang ada di kecamatan seandainya ada yang terdeteksi.
"Kita bersama kapolres dan jajaran juga melakukak sosialisasi tentang penyakit PMK. Dan hari ini di pasar Sibreh sudah ada tiga ekor yang terdeteksi. Dan kita imbau kepada masyarakat untuk segera melapor kepada petugas-petugas kesehatan hewan yang ada di kecamatan seandainya ada yang terdeteksi," pinta Kadis Pertanian Aceh Besar.
Dalam sosialisasi tersebut petugas kesehatan hewan Aceh Besar menyampaikan kepada para peternak dan pedagang hewan di Pasar Sibreh tanda-tanda atau ciri-ciri bahwa ada sapi yang sudah terdeteksi. Mengalami demam, keluar cairan dari mulut atau air liur, kemudian mulutnya luka-luka, dan kukunya juga rusak hingga bolong dan tidak bisa berjalan. Sehingga masyarakat bisa mengatisioasinya jika menemukan gejala-gejala tersebut.
Jafar juga mengatakan untuk saat ini 18 ekor sapi yang pertama terkena PMK telah di isolasi dan di beri pengobatan dengan memberi vitamin agar ternak-ternak tersebut kembali sembuh.
Sedangkan untuk 3 ekor sapi yang terkena PMK di Pasar hewan Sibreh langsung diberikan suntikan vitamin oleh dokterhewan di aceh Besar. Hampir rata-rata sapi yang terkena PMK di datangkan dari luar Aceh, seperti Bireun dan Aceh Tamiang.
Jafar juga mengatakan jika penyebaran kasus PMK terus menyebar luas ke seluruh Aceh Besar, pihaknya akan membuat pos penyekatan ternak di Sare dan dan Geurute guna mencegah masuknya ternak dari luar Aceh Besar. Sedangkan untuk pasar hewan Sibreh sendiri kalau banyak yang terpapar untuk sementara harus di tutup, tapi dalam waktu dekat ini kita pelajari dulu bagaimana tingkat penyebarannya.