Perajin tahu Kulon Progo perkecil ukuran siasati harga kedelai

Elshinta.com, Perajin tahu di Desa Ngentakrejo dan Tuksono, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperkecil ukuran tahu karena tingginya harga kedelai sebesar Rp13 ribu per kilogram sejak satu minggu terakhir.

Update: 2022-10-03 18:56 GMT
Perajin tahu di Desa Ngentakrejo, Kabupaten Kulon Progo. (ANTARA/HO-Dokumen perajin tahu Suhadi)

Elshinta.com - Perajin tahu di Desa Ngentakrejo dan Tuksono, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperkecil ukuran tahu karena tingginya harga kedelai sebesar Rp13 ribu per kilogram sejak satu minggu terakhir.

Perajin tahu Desa Ngentakrejo Suhadi di Kulon Progo, Senin, mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi (BBM) sangat terasa bagi pembuat tahu.

Kenaikan BBM menyebabkan harga kedelai dari sebelumnya Rp9.500 per kilogram, sekarang Rp12.800 per kilogram dibayar tunai sedang harga kedelai dengan pembelian sistem hutang bisa Rp13 ribu per kilogram.

"Untuk menyiasati kenaikan harga kedelai dampak kenaikan harga BBM, kami terpaksa memperkecil ukuran ukuran tahu. Hal ini dikarenakan pembeli maunya murah, tidak perduli harga kedelai mahal," kata Suhadi.

Ia juga mengatakan permintaan tahu juga turun. Sebelum kenaikan harga BBM, dirinya bisa memproduksi satu kuintal kedelai per hari, saat ini hanya memproduksi 70 kilogram.

"Permintaan atau daya beli masyarakat turun, juga berdampak pada permintaan tahu di pasar. Saya jual tahu di Pasar Bantul," katanya.

Perajin tahu Desa Tuksono Dawud mengatakan saat ini, harga kedelai Rp13 ribu per kilogram. Menurut dia, naiknya harga kedelai ini membuat dirinya dan perajin tahu lainnya mengecilkan ukuran tahu dan tetap dijual dengan harga yang sama.

"Pilihannya itu, sekarang ukurannya kami kecilkan, tapi harga tetap sama," katanya.

Langkah mengecilkan ukuran ini dinilai lebih aman dibandingkan menaikkan harga jual tahu. Ia khawatir bila harga jual tahu dinaikkan, konsumen bisa lari. Harga tahu sendiri sekarang berkisar Rp500 sampai Rp1.000 per pcs.

"Kalau harga tahu ikut-ikutan dinaikkan, pasti konsumen protes. Apalagi sekarang saya sudah mengurangi produksi dari sebelumnya bisa 1,5 kuintal kedelai per hari, sekarang di bawah satu kuintal. Jadi bagaimana caranya biar tetap bisa dijual," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulon Progo Sudarna mengatakan kenaikan harga kedelai terjadi mengikuti kondisi pasar yang mana kedelai yang ada sebagian besar adalah kedelai impor.

Dampak penyesuaian harga BBM mau tidak mau berimbas dari sisi transportasi/pengangkutan kedelai tersebut. Jadi mekanisme pasar yang membentuk harga keseimbangan baru.

"Kondisi pasokan kedelai lokal saat ini tidak/belum bisa diharapkan, sehingga bagi perajin tahu harus pandai-pandai mengatur volume produksi atau jumlah dan ukuran produk tahunya, setidaknya untuk mencukupi dan memelihara konsumen loyalnya dibarengi dengan penyesuaian bisa pada harga bila ukuran tetap atau mengurangi ukuran tahunnya bilamana harganya tetap," kata Sudarna.

Tags:    

Similar News