Wujud rasa syukur, puluhan nelayan di Pelabuhan Muara Angke gelar Pesta Laut

Elshinta.com, Pesta laut di Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, melibatkan lebih dari 30 kapal nelayan yang akan melarungkan kepala kerbau dan sajen lainnya, sebagai tanda syukur kepada Tuhan Pencipta Laut.

Update: 2022-11-15 15:47 GMT
Sumber foto: ME Sudiono/elshinta.com.

Elshinta.com - Pesta laut di Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, melibatkan lebih dari 30 kapal nelayan yang akan melarungkan kepala kerbau dan sajen lainnya, sebagai tanda syukur kepada Tuhan Pencipta Laut.

Acara Pesta Laut di Pelabuhan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, dilakukan para nelayan guna mensyukuri atas segala hasil laut yang selama ini telah menghidupi keluarganya.

Mereka melakukan ritual pesta laut atau Nadran dengan melarungkan kepala kerbau dan beberapa sesajen ke laut diiringi sekitar 50 kapal nelayan.

Sebelum melakukan larungan kepala kerbau, acara wayang kulit dan kendurian dilakukan malam harinya, agar acara pelapasan sesajen dapat berlangsung dengan lancar dan tidak terjadi kendala yang tidak diinginkan.

"Dilaksanakan pesta laut atau nadran, para nelayan punya keyakinan setelah acara ritual ini akan mendapatkan hasil laut yang melimpah" tutur ketua pelaksana Pesta Laut, Wanto Askim kepada Kontributor Elshinta, ME Sudiono, Selasa (15/11). 

Sementara kapal-kapal nelayan melarungkan sesajen, acara penyambutannya dihadiri dari Dinas KPKP/Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan, HNSI, TNI AL, Kepolisian, Dishub, Satpol PP, dan lainnya, serta hiburan musik

Pesta laut ini baru dilaksanakan kembali setelah 8 tahun karena ada beberapa kendala seperti pengukuran ulang kapal, kenaikan PNBP lebih dari 100%, adanya pandemi Covid-19, hingga kenaikan harga BBM. 

"Sudah 8 tahun nelayan Muaran Angke tidak melakukan pesta laut, karena mengalami hambatan pengukuran ulang kapal, kenaikan PNBP lebih dari 100%, lalu adanya covid, dan adanya kenaikan BBM" keluh Akwan sapaan akrab Aswan Askim.

"Sehingga untuk kapal berbobot diatas 30 GT, tidak sanggup kelaut karena biaya melautnya lebih besar dari hasil tangkapannya" tambah Askim

Biasanya acara pesta laut atau Nadran ini dilakukan setiap 2 tahun sekali, namun para nelayan tidak sanggup untuk mengumpulkan dana, maka setelah 8 tahun ini baru bisa dilaksanakan ritual Nadran. Hal ini pun dapat terlaksana karena ada bantuan dari beberapa pengusaha dan Instansi termasuk BPJS

"Pemerintah harus memperhatikan subsidi BBM para Nelayan dilancarkan, agar nelayan kecil itu tidak lama di laut hingga sebulan mencari ikan baru bisa pulang bertemu keluarga" harap Wanto Askim. 

Tags:    

Similar News