Kunjungi Singkawang, Wali Kota Nur Azis berharap toleransi di Magelang meningkat 

Elshinta.com - Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah tertarik dengan Singkawang, Kalimantan Barat  yang menjadi kota toleransi di urutan nomor satu se Indonesia. Karenanya, kota ini menjadi tujuan studi banding Wali Kota Magelang Jateng, dr Muchammad Nur Azis bersama rombongan.

Rombongan Wali Kota Magelang diterima langsung Penjabat Wali Kota Singkawang, Sumastro.

"Kami memilih  Kota Singkawang sebagai tujuan studi banding, karena Kota ini telah ditetapkan sebagai kota paling toleransi di Indonesia atau The Most Tolerant City. Sedangkan, Kota Magelang berada di peringkat ke-enam," kata Azis seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Kurniawati, Jumat (3/2).

Setelah kunjungan ini, ia berharap  tingkat toleransi beragama di Kota Magelang semakin  meningkat. "Paling tidak kita bisa berada di urutan ketiga kota paling toleransi di Indonesia," harapnya.

Penjabat Wali Kota Singkawang Sumastro  mengatakan,  di Kota Singkawang  ada tiga suku yang menjadi mayoritas menghuni, yakni  suku Tionghoa, Dayak, dan Melayu. Disini juga ada tujuh agama yang berkembang.

"Mayoritas penduduk beragama Islam sebanyak  51,65 persen, Buddha 35,10 persen, Katolik 7,54 persen, Kristen 5,30 persen, Kong hu Chu 0,37 persen, Hindu 0,02 persen dan aliran kepercayaan 0.01 persen," jelasnya.

Meskipun terdapat tujuh agama namun masyarakatnya selalu hidup rukun. 

Satu di antaranya dibuktikan dengan ikon Kota Singkawang yakni bangunan Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang posisinya berdampingan langsung dengan Masjid Agung Raya, dan tidak jauh juga ada Gereja Katholik.

Ia menambahkan, adanya toleransi beragama yang baik membuat membuat masyarakat Singkawang memiliki spirit moral kehidupan yang tinggi.

Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Singkawang, Baharudin menambahkan, sejak dinobatkan Kota Singkawang sebagai kota paling bertoleransi yang dilakukan Setara Institut beberapa waktu lalu, Kota Singkawang sering menjadi rujukan daerah lainnya .

Setidaknya sudah ada sekitar 97 pemerintah daerah dan FKUB di Indonesia yang melakukan kunjungan untuk studi banding.