PPDP berakhir, 29 SMP di Sukoharjo tetap kekurangan siswa
Elshinta.com, Sebanyak 29 dari total 50 SMP negeri dan swasta yang menggelar Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Tahun Ajaran 2023/2024 belum mampu memenuhi daya tampung siswa baru yang disediakan.
Elshinta.com - Sebanyak 29 dari total 50 SMP negeri dan swasta yang menggelar Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Tahun Ajaran 2023/2024 belum mampu memenuhi daya tampung siswa baru yang disediakan. Kuota yang tidak terisi hingga penutupan pendaftaran gelombang kedua ada sebanyak 2.044 siswa.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo Heru Indarjo mengatakan, berdasarkan data hasil rekapitulasi akhir PPDB oleh Disdikbud, diketahui dari 29 sekolah yang kekurangan siswa baru, sebanyak 20 sekolah diantaranya SMP negeri dan sembilan SMP swasta.
"Semua SMP tersebut ikut PPDB online," kata Heru seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Deni Suryanti, Sabtu (15/7).
Total kuota yang tersedia sebanyak 4.569 siswa, sedangkan sekolah hanya menerima 2.525 pendaftar, maka 2.044 kuota lainnya tidak terpenuhi. Jumlah pendaftar bahkan sekitar 60 persen dari daya tampung yang disediakan oleh dinas.
Menurut Heru, sekolah kurang murid ini sudah melalui dua tahap pendaftaran. Ikut dalam tahap PPDB online dan bagi sekolah yang kuotanya belum terpenuhi membuka gelombang pendafaran tahap kedua secara offline.
Namun, apabila kesempatan waktu PPDB offline sudah digelar sampai selesai dan pihak sekolah belum mampu memenuhi kuota 100 persen jumlah kursi, maka sekolah tetap diminta menggelar kegiatan belajar mengajar dengan jumlah siswa seadanya.
"Harus tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan jumlah siswa yang ada," ujar dia.
Ditambahkannya, Disdikbud akan terus memberikan pendampingan kepada pihak sekolah yang kekurangan siswa. Melakukan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti pengajar dan pranata sekolah. Kemudian perbaikan fasilitas sekolah dan kebutuhan lain dilapangan agar untuk menarik minat calon siswa.
"Kepala sekolah dituntut terus mengembangkan inovasi jika ingin daya saing sekolahnya meningkat," ungkap Heru.
Kekurangan siswa sekolah tiap tahun ajaran baru ini dipengaruhi beberapa faktor, baik letak geografis, lingkungan penduduk, akses jalan, alat transportasi hingga orang tua memilih menyekolahkan anak ke daerah lain.