Prof. Erlina: Masyarakat, keluarga & Pemda harus berperan atasi TB, seperti halnya pandemi Covid-19

TB tidak cukup dengan tindakan kuratif, penemuan kasus baru, tetapi butuh kolaborasi semua pihak, tenaga kesehatan, masyarakat, keluarga pasien, hingga pemda. 

Update: 2024-03-24 22:53 GMT
Tuberkulosis (TB) dengan perkiraan 1.060.000 kasus. (foto: fripik)

Elshinta.com - Di tengah kompleksitas masalah kesehatan, Indonesia masih harus berjuang memberantas penyakit Tuberculosis (TB).

Pasalnya, Indonesia kini menempati negara kedua  penyumbang tertinggi kasus Tuberkulosis (TB) dengan perkiraan 1.060.000 kasus. 

Untuk mencapai target eliminasi TB pada 2030, Ketua Koalisi Organisasi Profesi untuk Tuberkulosis (KOPI TB), Prof. dr. Erlina Burhan menyatakan, pemberantasan TB tidak cukup dengan tindakan kuratif, penemuan kasus baru, tetapi butuh kolaborasi semua pihak, tenaga kesehatan, masyarakat, keluarga pasien, hingga pemda. 

"Kita semua sekarang harus berkolaborasi, bersama-sama sebagaimana waktu itu kita lakukan untuk covid, untuk mengakhiri TB ini. Kita tahu beban kita ada 1.060.000 kasus baru, nah ini kita bersama-sama kita temukan. Kalo untuk masyarakat kalo batuk-batuk lebih dari minggu dan ada gejala yg menunjang ke arah TB, maka segeralah memeriksakan diri, anda sudah berbuat sesuatu untuk mengatasi. Dan kalupun anda kemudian terdiagnosis TB, berobatlah sampai selesai, sampai dinyatakan sembuh," kata dr. Erlina kepada Radio Elshinta, Minggu (24/03/2024). 

Erlina juga meminta keluarga pasien TB untuk berperan aktif memberikan support dan motivasi, hingga pasien TB dinyatakan sembuh. 

"Nah keluarga harus memberikan motivasi, agar yg sakit tersebut mau meminum obat, memberikan motivasi/semangat agar berobat sampai selesai, kalo pasienya sembuh kan tidak menjadi sumber penularan buat orang lain, dlm hal ini pasien sembuh, orang lain juga terhindar dari TB," ungkap Erlina 

Selain peran tenaga kesehatan, masyarakat dan keluarga pasien, Pemberantasan TB juga membutuhkan peran aktif pemerintah daerah.  

"Kalau dari pemerintah, bahwa semua program-program yang bagus, mesti dipastikan implementasinya di lapangan sesuai, lagi-lagi ini perlu kerjasama. kenapa? Karena program itu dibuat katakanlah oleh Kemenkes, maka Pemda sebagai suatu regtulator membahahi atau melindungi masyrakat yang di bawah kekuasaanya itu juga harus mensuport atau memastikan bahwa seluruh kegiatan pengobatan TB, tata laksana TB itu disuport penuh oleh pemda.

Dipastikan masyarakatnya sehat, dipastikan kasus-kasus yang ada di masyarakat dicari dan diobati sampai sembuh. Dan kepada pemerintah pusat, peranya adalah, dana untuk proses pencarian, pengobatan, pencegahan itu cukup. Termasuk media Elshinta peranya adalah sesering mungkin memberikan edukasi kepada masyarakat," papar Erlina yang juga pernah menjabat Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). 

Tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari Tuberkulosis sedunia. Berdasarkan WHO Global TB Report 2023, Tuberkulosis (TB) menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di dunia setelah Covid-19, dengan lebih dari 10 Juta orang di dunia terjangkit penyakit TB setiap tahunnya. (Anr)

Tags:    

Similar News