TNI AD jelaskan mengapa Danramil Aradide jadi target OPM
Komandan Koramil (Danramil) 1703-04/Aradide Letda Inf Oktovianus Sogarlay meninggal dunia akibat ditembak dan dianiaya oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) di daerah Pasir Putih, Distrik Aradide, Kabupaten Paniai, Papua Tengah pada Kamis (10/4).
Elshinta.com - Komandan Koramil (Danramil) 1703-04/Aradide Letda Inf Oktovianus Sogarlay meninggal dunia akibat ditembak dan dianiaya oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) di daerah Pasir Putih, Distrik Aradide, Kabupaten Paniai, Papua Tengah pada Kamis (10/4).
Pada video yang beredar di media sosial, terlihat sosok diduga mendiang Oktovianus yang sedang mengendarai sepeda motor seorang diri ditembak dari balik semak-semak hingga terjatuh. Korban yang sudah tidak berdaya lalu dianiaya dengan menggunakan senjata tajam oleh anggota OPM.
Jenazah mendiang lalu ditemukan di ruas Jalan Trans Enarotali-Aradide, Kampung Pasir Putih, Distrik Eladide, Kabupaten Paniai, Papua Tengah pada Kamis, 11 April 2024, sekitar pukul 11:00 Waktu Indonesia Timur (WIT) oleh petugas dan warga.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Kristomei Sianturi menjelaskan, mendiang gugur saat menjalankan fungsi dan tugas utamanya, yakni melakukan pembinaan sosial dan teritorial.
"Mendiang keluar (tanpa membawa senjata) karena sudah percaya karena (lokasi kejadian) sudah merupakan daerah binaan sehingga keluar seorang diri. Mamun inilah yuang dibaca oleh kelompok OPM (Organisasi Papua Merdeka) dan beliau lengah sehingga momen itulah yang digunakan oleh kelompok OPM utk menghabisi nyawa beliau," ujar Kadispen TNI AD saat diwawancara Radio Elshinta pada Sabtu, 13 April 2024.
Kadispen TNI AD juga menjelaskan mengapa mendiang Oktovianus menjadi sasaran OPM. "Kenapa beliau menjadi sasaran? Karena Danramil itu tugasnya pembinaan teritorial. Di mana TNI AD bertugas ikut berperan sesuai dalam Inpres 2020 ttg Percepatan Pembangunan di Papua. Sehingga beliaulah yag menginisiasi atau menggerakkan pembinaan teritorial, seperti mengajar sekolah-sekolah yang tidak ada pengajar akibat ditinggalkan guru karena diganggu OPM. Atau membantu tugas-tugas tenaga kesehatan yang sudah tidak mau berdinas lagi karena diancam mau dibunuh atau diburu OPM dan menggalakkan persediaan pangan untuk mencegah stunting dan sebagainya. Nah, kelompok OPM tidak senang dengan keberadaan Danramil yang bisa mendekatkan hati rakyat kepada TNI dan membanggakan NKRI," urai Brigjen TNI Kristomei Sianturi.
Kadispen TNI AD menambahkan, jenazah mendiang saat ini disemayamkan di Nabire untuk menunggu kedatangan pihak keluarga. "Rencana pemakaman mendiang dilakukan pada hari Minggu (14/4) besok dan akan dilakukan di Taman Makam Pahlawan dengan upacara militer luar biasa," tambah Kadispen TNI AD.
Brigjen TNI Kristomei Sianturi juga menegaskan bahwa gugurnya Danramil Aradide tidak mengubah pelayanan dan fungsi Koramil Aradide.
"Pelayanan yang dilakukan tidak terganggu akibat kejadian tesebut dan tetap berjalan karena TNI organisasinya sudah jelas. Apabila komandan berhalangan ada wakilnya. Apabila wakil berhalangan ada jajaran pengganti di bawahnya," kata Brigjen TNI Kristomei Sianturi.
Terakhir, Kadispen TNI AD mengharap doa dan dukungan dari masyarakat agar secepatnya bisa menangkap pelaku pembunuhan terhadap Danramil Aradide. (ahs)