Dari Jurnalis menjadi Staf Khusus Presiden, seperti apa perjalanan karir Grace Natalie?
Presiden menunjuk Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia, Grace Natalie Louisa sebagai staf khusus Presiden.
Elshinta.com - Presiden menunjuk Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia, Grace Natalie Louisa sebagai staf khusus Presiden.
Sebelumnya Grace bertemu Presiden Joko Widdo bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Istana.
Dalam wawancara Radio Elshinta Kamis (16/5/2024) Grace Natalie menceritakan pertemuan dan arahan dari Presiden mengenai tugas yang diemban serta kisah perjalanan dari jurnalis hingga berkecimpung di dunia politik.
Grace mengungkap dirinya dihubungi oleh pihak Istana kemudian mendapat arahan langsung dari Presiden saat pertemuan di Istana Merdeka Rabu kemarin (15/4).
Grace menjelaskan tugasnya yang diberikan mengacu pada Perpres no 39 tahun 2018 yaitu membantu melaksanakan tugas tertentu dari Presiden yang tidak dicover oleh Kementerian atau Instansi yang sudah ada.
"Presiden memberikan arahan dan tugas langsung dalam pertemuan kemarin. Karena user atau penggunanya Presiden, instruksi langung dari beliau, sehingga menerima penugasan bisa apa saja tidak terbatas pada lingkup tertentu saja," ungkap Grace Natalie.
Namun Grace enggan menceritakan secara detil arahan atau penugasan dari Presiden karena bersifat confidential (rahasia).
Terjun ke dunia politik
Grace juga menceritakan perjalanan karirnya, mengawali dari jurnalis hingga terjun di dunia politik. Grace mengaku tidak pernah terpikir sebelumnya untuk terjun ke dunia politik praktis atau menargetkan posisi-posisi tertentu.
Menurutnya sosok Presiden Jokowi yang sederhana yang melakukan banyak perubahan menjadi idola dan inspirasi dirinya untuk terjun ke sektor publik.
Grace Natalie, mantan presenter tv dan kini menjadi Staf Khusus Presiden. (facebook.com)
Pertemuannya dengan Joko Widodo pertama kali adalah saat melakukan wawancara tahun 2012 silam ketika masih menjadi wartawan.
"Mendapat kehormatan buat saya bisa bekerja lebih dekat membantu tugas Presiden Jokowi menjelang akhir masa jabatannya," ucap Grace.
Mengundurkan diri dari media televisi, kemudian aktif di lembaga Riset dan Konsultan Politik membuka pandangan Grace lebih soal dunia politik.
Saat itu menurutnya dunia politik begitu sangat kejam dan sangat mahal. Untuk menjadi kepala daerah atau legislatif tidak cukup dengan hanya memiliki mahar yang sangat besar tetapi juga penuh dengan intrik tertentu untuk bisa terpilih. Pengalaman yang menurutnya tidak didapat saat menjadi wartawan.
"Cukup mengagetkan yang namanya mahar itu nyata dan sangat mahal. Untuk menjadi calon kepala daerah dan mendapat dukungan partai politik tidak gratis dan sangat mahal. Kemudian muncul Pak Jokowi di Jakarta (terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta melalui Pilgub) melakukan perubahan, ternyata bisa, orang biasa mendapat amanah dari publik," ungkap Grace.
Grace menceritakan sosok Jokowi yang mengubah pandangannya tentang dunia politik penuh intrik dan mahal.
Dirinya bersama teman-teman mendirikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan semangat memulai sebuah kultur baru yang betul-betul bersih, dengan idealisme baru untuk mengubah sesuatu yang sudah berjalan sekian lama.
Menurutnya akan lebih mudah dan memungkinkan mengubahnya dengan membuat organisasi baru meski diakui tidak semudah yang dibayangkan.
"Jika ada partai yang bisa menjadi peserta pemilu itu udah hebat. Karena proses panjang verifikasi serta syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi peserta pemilu di Indonesia sangat banyak dan tersulit di dunia," ujar Grace.
Grace mengungkap saat memimpin PSI banyak persoalan yang harus diselesaikan yang tidak hanya mengurusi persoalan administrasi.
Dirinya harus menyelesaikan persoalan internal keluarga anggota partai, beban menjatuhkan sanksi anggotanya sebagai wujud penerapan standar organisasi padahal mungkin pelanggaran yang dilakukan dianggap praktek yang sudah biasa dilakukan oleh pihak lain.
"Setiap organisasi memiliki tantangan tersendiri, saya berpegangan what does kill you make you stronger, hal-hal seperti itu akan membuat saya lebih dewasa lebih kuat dari sebelumnya," ucap Grace mengutip judul sebuah lagu mengakhiri wawancara. (nak)