Stok obat formalium di RSUD Sayang Cianjur kosong
Ketersediaan obat formularium di RSUD Sayang Cianjur, Jawa Barat kosong. Akibatnya sejumlah pasien BPJS terpaksa membeli secara mandiri di apotek yang telah ditentukan.
Elshinta.com - Ketersediaan obat formularium di RSUD Sayang Cianjur, Jawa Barat kosong. Akibatnya sejumlah pasien BPJS terpaksa membeli secara mandiri di apotek yang telah ditentukan.
Kekosongan obat di depo farmasi rumah sakit milik Pemkab Cianjur itu sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir.
Seorang keluarga pasien, Mia Afiah (47) mengaku terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pembelian obat terapi stroke orangtuanya setiap kali berobat.
"Padahal ibu saya peserta BPJS, seharusnya kita tidak usah lagi membeli obat di apotek. Karena, jaminan kesehatan yang kita punya seharusnya termasuk ketersediaan obatnya," jelas Mia, kepada wartawan, Selasa (12/11).
Mia yang rutin setiap pekan mengantar terapi orangtuanya itu mengatakan, setiap akan menebus obat di depo farmasi ketersediaan obatnya selalu tidak ada atau kosong.
"Kalau kata petugas depo obat di RSUD, obat tersebut kosong karena belum dikirim oleh agen atau distributor penyalur obat-obatan. Kondisi ini sudah hampir berjalan tiga bulan," katanya.
Mia berharap ketersediaan obat formularium di RSUD Sayang Cianjur segera dipenuhi agar tidak memberatkan keluarga pasien dengan mengeluarkan biaya tambahan untuk pembelian obat.
"Petugas depo obat di RSUD ketika obat-obatan tertentu tidak ada, kadang mengarahkan untuk membeli di salah satu apotek yang ada di depan lingkungan rumah sakit. Orangtua saya yang seharusnya dibiayai dari BPJS, malah harus keluar uang lagi," imbuhnya.
Direktur Utama RSUD Sayang Cianjur, dr Irvan Nur Fauzi mengungkapkan, pihaknya menggelontorkan anggaran sebesar Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar untuk menjamin ketersediaan obat di rumah sakit tersebut.
"Jadi ada beberapa yang memang diluar obat formularium dimotivasi untuk dibeli secara mandiri, apabila tidak ada obat pengganti," kata Irvan seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Angga Purwanda, Rabu (13/11).
Irvan menyebutkan, terdapat sedikitnya 10 vendor atau distributor obat yang memasok ketersediaan obat di rumah sakit plat merah itu.
"Untuk tahun 2024 telah menganggarkan senilai Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar untuk belanja kebutuhan obat-obatan dan kebutuhan lainya. Saat ini lebih dari 10 distributor yang memasok kebutuhan obat-obatan ke RSUD Cianjur," pungkasnya.