Kuak misteri kematian, Polda Jateng bongkar makam siswa SMKN 4 Semarang

Untuk memastikan penyebab kematiann Gamma Rizkynata Oktavandi, 17 tahun, pelajar SMKN 4 Semarang, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) melakukan ekshumasi jenazah Gamma pelajar tersebut.

Update: 2024-12-02 14:14 GMT
Sumber foto: Joko Hendrianto/elshinta.com.

Elshinta.com - Untuk memastikan penyebab kematiann Gamma Rizkynata Oktavandi, 17 tahun, pelajar SMKN 4 Semarang, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) melakukan ekshumasi jenazah Gamma pelajar tersebut. Gamma meninggal dunia karena ditembak oleh Aipda RZ, anggota Reserse Narkoba Polrestabes Semarang pada Minggu dini hari (24 November 2024).

Ekshumasi adalah penggalian jenazah yang telah dikubur, yakni dengan melakukan pembongkaran kubur yang dilakukan demi keadilan oleh pihak yang berwenang dan berkepentingan. Kemudian jenazah tersebut akan diperiksa secara ilmu kedokteran forensik.

Penyebab penembakan menuai kontroversi. Dari sisi polisi Gamma diduga adalah anggota gangster remaja yang sedang tawuran, namun pihak sekolah dan keluarga meyakini Gamma adalah siswa yang baik bahkan berprestasi dan tidak pernah terlibat tawuran maupun menjadi anggota gangster.

Pembongkaran makam dilakukan pada Jumat (29/11/2024) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bangunrejo, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Proses ekshumasi dimulai sekitar pukul 13.15 WIB. Diawali dengan doa dipimpin pemuka agama dusun, dilanjutkan  pembongkaran makam dan mengangkat jenazah remaja tersebut.
 
Proses ekshumasi itu dilakukan tertutup kain terpal warna biru dan hijau tua. Warga sekitar menyaksikan proses itu dari jarak jauh di luar garis polisi. Banyak polisi yang menjaga proses itu.

Perwakilan keluarga korban, Subambang menjelaskan keluarga meminta otopsi untuk  mendapatkan kejelasan penyebab kematian Gamma.

"Kami meminta kepada penegak hukum untuk mengusut secara tuntas secara transparan sehingga semua tahu, siapa yang salah dan siapa yang benar. Yang salah harus dieri sanksi hukum," kata  Subambang yang mendampingi ayah Gamma, Andi Prabowo seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Senin (2/12). 

Sementara itu Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) RI mengunjungi Polda Jateng di Semarang untuk meminta penjelasan terkait kasus penembakan siswa SMKN 4 (Gamma) oleh anggota polisi.

Tim Komnas HAM yang hadir terdiri dari Uli Parulian Sihombing (Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan), Satya Kumarajati, dan Andreas Alexander. Kedatangan mereka disambut oleh Waka Polda Jateng Brigjen Pol Agus Suryonugroho, didampingi sejumlah pejabat utama Polda Jateng serta Kapolrestabes Semarang.

Tim Komnas HAM kemudian bertemu dengan anak-anak pelaku tawuran beserta orang tua masing-masing. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mendalami peristiwa dan menggali fakta secara langsung dari berbagai pihak yang terlibat, termasuk anak-anak pelaku tawuran dan keluarganya, sehingga memberikan pemahaman yang lebih mendalam terkait peristiwa yang sebenarnya terjadi.

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mendatangi Polda Jateng pada Jumat sore. Mereka meminta penjelasan lengkap dari pihak Kepolisian terkait kronologi dan penanganan kasus kematian Gamma, termasuk juga  para pelaku tawuran yang terjadi pada Minggu (24/11) dini hari di kawasan Simongan, Kota Semarang.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto menjelaskan, "Kehadiran Komnas HAM, Kompolnas, dan KPAI adalah wujud dari pengawasan yang konstruktif dalam penanganan kasus itu.  Polda Jateng menyambut baik masukan dari berbagai pihak dalam rangka menegakkan keadilan. Kami berkomitmen untuk memberikan akses informasi yang seluas-luasnya agar semua pihak dapat memahami langkah-langkah yang kami ambil."

Sementara itu pada Sabtu malam (29/11/2024) lebih dari 1.000 massa yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan warga Semarang melakukan doa bersama untuk Gamma Rizkynata Oktafandi di depan gedung SMKN 4 Semarang. Mereka menyalakan lilin. Secara bergantian para tokoh lintas agama memimpin doa.

Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Mereka juga menuntut pelaku penembakan diadili sesuai hukum yang berlaku.  

Tags:    

Similar News