Antisipasi ancaman zoonosis, BPBD Kudus bentuk tim kluster kesehatan kebencanaan

Dalam beberapa dekade terakhir ini telah terjadi penyebaran penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali berupa zoonosis (penularan penyakit dari binatang ke manusia). 

By :  Darmadi
Update: 2025-01-10 20:10 GMT
Foto: Sutini/ Radio Elshinta

Elshinta.com - Dalam beberapa dekade terakhir ini telah terjadi penyebaran penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali berupa zoonosis (penularan penyakit dari binatang ke manusia). 

Pemerintah telah mengantisipasi kejadian tersebut dengan menerbitkan Permenko PMK nomor 7 tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini.

Menyikapi hal tersebut BPBD Kabupaten Kudus Jawa Tengah menyelenggarakan rakor Bencana Non Alam yaitu berupa kegiatan pembentukan tim kluster Kesehatan Kebencanaan Kabupaten Kudus. Selain juga, membentukan Tim Koordinasi Daerah Pencegahan Dan Pengendalian Zoonosis Dan Penyakit Infeksius Baru serta pembentukan Tim Koordinasi Daerah Pencegahan, Pengendalian Dan Penanganan Penyakit Mulut Dan Kuku Di Kabupaten Kudus. 

Kepala BPBD Kabupaten Kudus Mundir mengatakan, ancaman Zoonosis dan penyakit infeksius baru di Indonesia diprediksi akan terus meningkat dan berpotensi terjadinya eskalasi penyakit yang berdampak pada aspek sosial, ekonomi, keamanan, dan kesejahteraan rakyat. Data yang ada sebesar 60 persen penyakit yang menginfeksi manusia itu berasal dari binatang, dan sekitar 75 persen berupa infeksi baru. 

Dijelaskan, beberapa penyakit baru tersebut menimbulkan wabah dan pandemi dan salah satunya adalah COVID-19. Sehingga berpotensi menjadi ancaman bencana non alam yang dapat berdampak pada aspek kesehatan masyarakat, sosial, ekonomi, keamanan dan kesejahteraan Masyarakat serta ketahanan pangan, diperlukan kolaborasi sumberdaya tersedia untuk melaksanakan deteksi dan respon cepat secara terpadu lintas sektor. 

"Makanya perlu dilakukan antisipasi", katanya.

Ia menambahkan, dalam hal penanganan bencana, diperlukan respon penanganan  yang cepat, tepat dan efisien. Salah satu strategi  untuk kecepatan dan ketepatan koordinasi tersebut adalah dengan membentuk klaster kesehatan. 

Dimana klaster ini akan menyusun jaring koordinasi, komunikasi dan mekanisme penganganan bencana terkait pelayanan Kesehatan sehingga mampu menguarngi dampak resiko bencana.
 

Tags:    

Similar News