15 Januari 1962: kisah Yos Sudarso di Laut Arafuru

Elshinta.com - Pada 15 Januari 1962, Laut Arafuru menjadi saksi salah satu peristiwa heroik dalam sejarah perjuangan Indonesia. Peristiwa ini dikenal sebagai Pertempuran Laut Arafuru, yang melibatkan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dalam upayanya mempertahankan kedaulatan negara dari ancaman Belanda yang masih bercokol di wilayah Papua.

By :  Darmadi
Update: 2025-01-15 06:00 GMT
ILUSTRASI. Pertempuran Laut Arafuru. (https://tinyurl.com/4726b9cs)

Elshinta.com - Pada 15 Januari 1962, Laut Arafuru menjadi saksi salah satu peristiwa heroik dalam sejarah perjuangan Indonesia. Peristiwa ini dikenal sebagai Pertempuran Laut Arafuru, yang melibatkan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dalam upayanya mempertahankan kedaulatan negara dari ancaman Belanda yang masih bercokol di wilayah Papua. Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia pada 1949, Belanda masih enggan melepaskan Papua sebagai bagian dari wilayah Indonesia. Konflik ini memuncak ketika Indonesia melancarkan Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) pada 19 Desember 1961. Tujuannya adalah merebut kembali Papua Barat sebagai bagian dari wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Sebagai bagian dari operasi ini, ALRI mengerahkan kapal-kapalnya untuk menyusup dan mendukung perjuangan rakyat Papua.

Pada malam 15 Januari 1962, KRI Macan Tutul, yang dipimpin oleh Komodor Yos Sudarso, bersama dua kapal lainnya, yaitu KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang, berlayar di Laut Arafuru untuk melaksanakan misi penyusupan. Namun, mereka dihadang oleh kapal perang Belanda yang memiliki persenjataan lebih canggih. Meskipun menyadari perbedaan kekuatan, para prajurit ALRI tetap bertempur dengan gagah berani. Komodor Yos Sudarso, sebagai pemimpin, menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa. Ia memutuskan untuk mengorbankan KRI Macan Tutul demi menyelamatkan kapal-kapal lain dan memberikan kesempatan bagi misi penyusupan untuk tetap berlangsung.

Dalam pertempuran itu, KRI Macan Tutul tenggelam setelah dihujani tembakan oleh kapal perang Belanda. Komodor Yos Sudarso gugur bersama para awak kapal. Sebelum gugur, ia sempat memberikan komando terakhirnya yang terkenal: "Kobarkan semangat perjuangan." Pengorbanan Yos Sudarso dan para prajurit lainnya menjadi simbol keberanian dan cinta tanah air. Pertempuran ini menunjukkan tekad Indonesia untuk mempertahankan kedaulatannya meskipun menghadapi musuh yang jauh lebih kuat.

Meskipun pertempuran ini berakhir dengan kekalahan di pihak Indonesia, semangat juang yang ditunjukkan dalam Pertempuran Laut Arafuru menjadi salah satu pendorong semangat perjuangan Operasi Trikora. Tekanan internasional akhirnya memaksa Belanda untuk menyerahkan Papua kepada Indonesia melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1 Mei 1963. Hingga kini, tanggal 15 Januari diperingati sebagai Hari Dharma Samudera untuk mengenang jasa dan pengorbanan para pahlawan yang gugur di Laut Arafuru. Monumen Yos Sudarso yang didirikan di berbagai tempat menjadi pengingat akan semangat perjuangan yang tidak pernah padam.

Pertempuran di Laut Arafuru adalah bukti nyata keberanian dan pengorbanan para pahlawan Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan negara. Kisah ini menjadi pengingat bahwa cinta tanah air adalah nilai yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Tags:    

Similar News