Diguyur seharian, Kudus dikepung banjir, Pantura Kudus-Pati lumpuh
Hujan dengan intensitas tinggi mengukur wilayah Kabupaten Kudus Jawa Tengah yang menyebabkan sungai-sungai dari kawasan pegunungan Muria meluap.
Elshinta.com - Hujan dengan intensitas tinggi mengukur wilayah Kabupaten Kudus Jawa Tengah yang menyebabkan sungai-sungai dari kawasan pegunungan Muria meluap. Akibat luapan sungai Piji, Sungai Dawe maupun Sungai Logung dan juga saluran air, sejumlah pemukiman warga mulai terendam banjir bahkan jalur pantura Kudus -Pati tepatnya di Desa Ngembalrejo Kecamatan Bae lumpuh karena ketinggian air lebih dari 50 centimeter.
Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Kudus Ahmad Munaji mengatakan pihaknya menerima laporan kejadian banjir hampir disemua wilayah Kudus termasuk jalan-jalan di kota mengalami banjir. Hingga malam hari ini tim relawan BPBD Kabupaten Kudus masih diterjunkan memantau perkembangan ketinggian air disejumlah lokasi.
"Tadi tim sudah melakukan evakuasi pohon yang tumbang menimpa rumah warga di Desa Prambatan Lor Kecamatan Kaliwungu. Demikian juga memantau lokasi banjir yang mengenang jalur pantura Kudus-Pati Di Desa Ngembalrejo Kecamatan Bae maupun jalur alternatif Kudus-Pati melalui Kecamatan Mejobo serta banjir yang mengenang jalur utama Kudus-Jepara di Kecamatan Kaliwungu", katanya, Kamis (6/2).
Kanit Turjawali Satuan Lantas Polres Kudus Iptu Zubaidi langsung terjun ke lokasi banjir di jalur Pantura Kudus-Pati Di Desa Ngembalrejo karena air dari Sungai Piji meluber ke jalan. Pihaknya membantu mengatur arus lalin agar tidak menimbulkan kemacetan yang panjang dan mengalihkan ke jalur alternatif untuk kendaraan bermotor maupun mobil kecil. Dimana untuk mengurangi genangan banjir telah dilakukan penyedotan air dibuang ke sungai kembali.
"Ketinggian air saat ini satu ban sepeda motor makanya kami himbau untuk mencari jalur alternatif", ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Jumat (7/2).
Salah satu warga Bulungkulon Kecamatan Jekulo, Ristiyani menyatakan banjir kali ini cukup parah sampai melumpuhkan jalur pantura sehingga ia yang pulang bekerja langsung mencari jalur alternatif.
"Butuh perjuangan dari kota sampai kerumah. Perjalanan yang biasanya hanya 20 -30 menit sampai rumah tadi saya tempuh hampir 2 jam", keluhnya.
Afriyanti warga di Des Dersalam Kecamatan Bae juga mengaku terjebak banjir saat pulang bekerja karena sepanjang jalan banjir termasuk juga di perumahan tempat tinggalnya. "Sampai rumah langsung menaikkan barang-barang ketempat yang lebih aman karena air semakin tinggi dan sudah ada yang masuk kerumah warga", ujarnya.