PDIP ingaktan penulisan sejarah yang tidak akurat, tegaskan pentingnya fakta sejarah

Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengkritik praktik penulisan sejarah yang dinilai tidak sesuai fakta. Hal ini disampaikan saat menjawab media di Sekolah Partai seusai upacara peringatan Hari Lahir Pancasila ke-80, Minggu (1/6).

By :  Darmadi
Update: 2025-06-01 13:35 GMT
Sumber foto: Radio Elshinta/ Awaluddin Marifatullah

Elshinta.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengkritik praktik penulisan sejarah yang dinilai tidak sesuai fakta. Hal ini disampaikan saat menjawab media di Sekolah Partai seusai upacara peringatan Hari Lahir Pancasila ke-80, Minggu (1/6).

 

"Hari Lahir Pancasila itu dilarang oleh pemerintah Orde Baru, oleh Kopkamtib waktu itu tahun 1970, setelah Bung Karno wafat. Pemerintah saat itu, berdasarkan tulisan Prof. Nugroho Notosusanto, menyatakan bahwa Hari Lahir Pancasila bukan 1 Juni. Ini dilawan dan diluruskan oleh para sejarawan," tegas Djarot.  

 

Djarot menegaskan bahwa penulisan sejarah harus sesuai fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik.

 

"Penulisan sejarah itu tolong benar-benar sesuai dengan fakta sejarah, bukan 'his story', bukan story mereka yang menang, tetapi benar-benar cerita perjuangan bangsa kita ini," ujarnya.

 

Djarot juga mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi atau ditutup-tutupi. "Janganlah sejarah itu ditutup-tutupi, janganlah sejarah itu disimpangkan. Kita harus benar-benar ketika ada penulisan sejarah, itu harus dilakukan dengan terbuka," tegasnya.

 

Menanggapi penghapusan terminologi sejarah seperti Orde Lama dalam penulisan buku sejarah versi pemerintah, Djarot menyerahkan hal tersebut kepada ahli sejarah.

 

"Kalau Orde Lama, Orde Baru, kita serahkan ke ahli sejarah. Masa pemerintahan Bung Karno itu Orde Lama, masa pemerintahan Orde Baru, masa sekarang reformasi, nanti orde apa lagi? Itu bagian sejarah juga kan," pungkas Djarot. Seperti yang dilaporkan Kontributor Elshinta Awaluddin Marifatullah.

Tags:    

Similar News