Iran dan Israel masih pertahankan ambisi, harga diri dan masa depan di kawasan TimTeng

Suhu di Timur Tengah (Timteng) sedang memanas. Sejak Jumat, 13/06/2025, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Iran, menargetkan sekitar 100 lokasi strategis termasuk fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, serta posisi para pejabat tinggi militer termasuk ilmuwan nuklir Iran.

Update: 2025-06-26 15:12 GMT
Sumber foto: Radio Elshinta/ HUB

Elshinta.com - Suhu di Timur Tengah (Timteng) sedang memanas. Sejak Jumat, 13/06/2025, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Iran, menargetkan sekitar 100 lokasi strategis termasuk fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, serta posisi para pejabat tinggi militer termasuk ilmuwan nuklir Iran. Sebanyak 200 jet tempur dan drone dikerahkan dalam serangan tersebut. Iran tidak tinggal diam dan serta merta meluncurkan lebih dari 100 drone bermuatan bahan peledak dan rudal darat ke darat Mpada Jumat dini hari.

 

Pertukaran serangan ini menandai babak baru dalam permusuhan dua kekuatan utama di Timur Tengah yang telah berlangsung selama lebih dari dua dekade.

 

Analis Kebijakan Madya Bidang Humas Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Setjen Kementerian Pertahanan, Kolonel Dedy Yulianto mengatakan bahwa permusuhan antara Iran dan Israel menjadi sumber ketidakstabilan di Timur Tengah. 

 

"Permusuhan keduanya merupakan salah satu sumber ketidakstabilan di Timur Tengah. Persaingan antara dua “musuh bebuyutan” ini telah menimbulkan banyak korban jiwa,"jelasnya. 

 

Kolonel Dedy Yulianto menuturkan bahwa Iran dan Israel masih mempertahankan ambisi, harga diri dan masa depan di Kawasan Timur Tengah (Timteng). Iran memiliki strategi yaitu menggempur, menekan dan meredam. Iran bisa menggempur dengan rudal dan drone yang dimiliki, menteror langit Israel dan menguji iron Dome Israel; atau menekan Selat Hormuz untuk melumpuhkan pasar minyak dunia dan memicu efek dunia global; atau memilih meredam konflik dengan menempuh jalur diplomasi yang dipandang jalan yang paling rasional. Namun semuanya tidak ditentukan di tangan Iran saja. Amerika yang sejak awal sebagai pemain di belakang layar punya peran kunci untuk mengerem serangan Israel dan membuka ruang perundingan.  

 

Menurut Kolonel Dedy Yulianto maukah Donald Trump melakukannya atau justru menyulut api yang sudah menjalar di Timteng. Yang jelas, langit Timteng masih bergema oleh dentuman bumi bergetar oleh dentuman. Serangan ini menarik perhatian dunia. Negara-negara Barat menyerukan de-eskalasi, namun Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa jika Iran menyerang kepentingan Amerika, maka akan merasakan kekuatan penuh militer AS. Trump juga mengatakan, kita lihat dua minggu kedepan apakah Amerika ikut terlibat menyerang Teheran atau membiarkan Israel sendirian.

 

Tidak lagi terbatas pada perang proksi atau serangan tidak langsung, kali ini Israel secara terbuka melancarkan operasi militer terhadap infrastruktur strategis nuklir Iran. Namun, Iran bukan merupakan aktor kacangan, melainkan salah satu great power regional yang diduga memiliki kekuatan nuklir.

 

Blokade Selat Hormuz

Taktik kedua Iran dengan memberikan tekanan tidak dengan militer tetapi menutup selat Hormuz. Ini strategi Iran yg paling memungkinkan jika pertempuran berlanjut dalam waktu dekat, Selat Hormuz merupakan satu satunya yang menghubungkan Teluk Persia dan Teluk Oman dan Laut Arab di Samudra Hindia. 

 

Badan energi AS melaporkan setidaknya 20% konsumsi minyak global harus dikirim melalui Selat Hormuz, padahal jalur ini panjangnya hanya 167 km lebarnya 33 km hingga 93 km. Apabila Iran menutup selat Hormuz maka harga minyak akan tinggi menyentuh angka 100 $ perbarelnya atau sekitar Rp1,6 juta. Sementara, apabila blokade berkelanjutan terhadap Selat Hormuz diputuskan oleh Iran, jalur air sempit yang memisahkan Iran dari negara-negara Teluk. Resiko besar bagi pasar dan khususnya harga minyak sekitar 20 juta barel per hari sepertiga dari minyak dunia yang diangkut melalui laut melewati selat tersebut dan Iran sebelumnya mengancam akan menutupnya jika terjadi serangan. 

 

Blokade semacam itu kemungkinan akan menyebabkan lonjakan harga minyak yang signifikan dan menimbulkan dampak negatif pada pasar ekuitas, tetapi kami tidak berpikir blokade akan terjadi saat ini. Bahkan jika itu terjadi, dan harga minyak mencapai 90-100 dolar AS, dampaknya kemungkinan hanya sementara karena OPEC dapat meningkatkan produksi.

 

Tekanan untuk menemukan solusi akan meningkat di kedua belah pihak mengingat banyaknya korban dan biaya untuk mempertahankan laju peperangan ini. Pasar saham global awalnya anjlok tetapi saham Eropa mencatat kenaikan moderat pada perdagangan awal hari Senin. Imbal hasil obligasi Treasury AS jangka panjang telah meningkat di tengah kekhawatiran bahwa harga minyak yang lebih tinggi akan memicu inflasi, namun ini hanya efek jangka pendek mengingat fleksibilitas saat ini di pasar minyak. Sementara itu, aset safe haven tradisional berupa emas dan dolar AS telah meningkat. Emas mendekati rekor tertingginya.

 

Apa Yang Mungkin Terjadi Selanjutnya?

Analis Kebijakan Madya Bidang Humas Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Setjen Kementerian Pertahanan, Kolonel Dedy Yulianto melihat peluang untuk menghentikan konflik melalui negosiasi tampak rendah, mengingat Israel telah berjanji untuk terus melakukan serangan dengan berharap dan menyeret Amerika untuk membantu dengan melibatkan diri menyerang Iran secara proposional untuk menutup muka Israel atas serangan dan balasan Iran yang tidak diduga-duga sampai saat ini masih sanggup meladeni dengan lantang sampai kapanpun. 

 

IGRC juga meminta dunia menunggu kejutan-kejutan Iran kepada Israel dan ini memberikan signal bahwa rangkaian serangan belum berakhir, kemungkinan akan meningkat. Kolonel Dedy Yulianto berpandangan bahwa Israel kemungkinan besar memiliki keinginan untuk mendorong perubahan rezim di Iran, lebih dari sekadar serangan terhadap program nuklir namun cita-citanya untuk menguasai wilayah Palestina berhasil 100% tanpa hambatan dari musuh utama di kawasan Timur Tengah dan Dunia dengan dukungan negara sekutu khususnya negara-negara NATO.

 

Israel berusaha untuk melemahkan rezim tersebut, jika tidak dengan menggunakan kekuatan militernya, untuk benar-benar menciptakan kondisi yang memungkinkan rezim tersebut digulingkan oleh rakyat Iran. Secara politis, tidak ada kekurangan "tekanan yang memberatkan" di dalam negeri, termasuk hubungan sipil-militer dan hubungan negara-masyarakat sipil yang sekarang tegang. Kombinasi tekanan ekonomi, kegagalan untuk mempertahankan negara dari serangan, dan potensi bahwa miliaran dolar yang diinvestasikan dalam program nuklirnya mungkin sia-sia menimbulkan pertanyaan dari semua sektor masyarakat Iran. 

 

Kolonel Dedy Yulianto mengatakan bahwa skenario yang umum disarankan adalah Iran akan berlomba-lomba membuat senjata nuklir. Iran telah lama menjalankan strategi lindungi nilai dengan mengembangkan sebagian besar kapasitas dan pengetahuan untuk mengembangkan senjata nuklir, tetapi tidak benar-benar melakukannya. Para pemimpin Iran kini dapat menyimpulkan bahwa bom nuklir adalah satu-satunya cara untuk mencegah serangan di masa mendatang. 

 

Iran memiliki beberapa pilihan, tetapi tidak satu pun yang memungkinkannya untuk membalikkan kerugiannya yang terus meningkat dengan cepat. Respons yang paling jelas biasanya adalah mendorong mitra non-negaranya untuk membalas atas namanya. Namun, Hamas telah sangat melemah. Hizbullah masih memiliki sejumlah kapasitas untuk menyerang Israel, tetapi saat ini ia terluka dan berfokus ke dalam negeri. Bahkan Houthi, yang sekarang menjadi mahkota Poros Perlawanan, sangat dibatasi oleh geografi dalam kemampuan mereka untuk memberikan tekanan pada Israel. Rudal dan pesawat nirawak mereka juga masih sangat sederhana dibandingkan dengan kemampuan pertahanan udara Israel yang canggih. 

 

Picu Perang Dunia Ketiga?

Banyak perkiraan-perkiraan yang akan terjadi apabila Amerika dan sekutunya/NATO terlibat membantu Israel atau Iran diback up oleh Rusia, China, Korut dan Pakistan, serta mungkin saja negara Arab dan Islam? Jawabannya masih sumir.

 

Kolonel Dedy Yulianto berpendapat bahwa perang ini tidak akan begitu banyak memakan waktu lama karena mereka berdua juga dalam perasaan kekhawatiran-kekhawatiran. Strategi logika perang berjalan bahwa kita banyak berasumsi bahwa yang menang adalah Israel atau Iran. Tetapi dua jawaban itu masih menjadi kapan akan terjawab bilamana kita mengetahui saat akhir perang nanti.  

 

Israel adalah negara Zionis yang sangat lihai dan penuh retorika. Apapun caranya yang penting ia tidak merasa kalah bilamana secara fakta ia akan kalah. Tetapi apabila di depan mata ia merasa menang maka ia akan mencari melebihi kemenangannya untuk menindas negara-negara kecil terutama dikawasan Timteng. Istilahnya, apapun makanannya, teh manis tetap minumannya. 

 

Berbeda dengan Iran, memainkan strategi logika terselubung artinya segala tindakan-tindakan dengan silent atau terpaksa harus diucapkan dalam kata akhir sampai perang penghabisan. Namun itu bukan tujuannya, bahwa Iran didepan mata seakan-akan terlepas dari permainannya sendiri sebagai negara yang memainkan akto-aktor non negara untuk dapat memainkan dan menguasai sebagai aktor dikawasan yang menentukan lebih luas dengan bantuan proxynya. 

 

Sehingga permainan catur ini masih sangat kuat pengaruh dan saling mempengaruhi dengan segala cara yang dilakukan maupun dianjurkan. Hanya yang memiliki papan caturnya sementara ini adalah Amerika. Artinya kita sudah tahu bahwa pesan tersebut mengatakan silahkan anda berdua bermain catur diatas papan caturnya, nanti saya yang menentukan siapa yang lebih diberikan akses dan kesempatan tapi bukan sebagai pemenangnya, karena ditengah jalan dan ditengah peperangan ini akan ada wasit yang menghentikan yaitu Amerika disamping pula ada beberapa juri di sekeling papan catur permainan tersebut yakni, Rusia, China, Korut, termasuk negara NATO. Sehingga penyebab pemicu perang dunia ke 3 adalah:

 

Pertama. Amerika Menyerang Situs Nuklir Fordow, Natans Dan Isfahan Iran dalam Operasi Midnight Hammer Amerika pada Sabtu malam 22/06/2025. Operasi yang diberi sandi Operation Midnight Hammer ini dilaksanakan oleh Komando Pusat AS (US Central Command) di bawah komando Jenderal Erik Kurilla, atas perintah Presiden Trump. Menurut Cain, Operation Midnight Hammer serangan terencana dan presisi terhadap tiga fasilitas nuklir Iran yang dirancang untuk secara signifikan melumpuhkan infrastruktur senjata nuklir Iran, direncanakan dan dijalankan lintas domain dan wilayah, dengan koordinasi yang mencerminkan kemampuan AS untuk memproyeksikan kekuatan secara global. Serangan awal tersebut akan berdampak rencana untuk serangan-serangan berikutnya dengan obyek lain di wilayah Iran sesuai permintaan Netanyahu. AS berdalih serangan ke Iran ini bukan ikut campur peperangan Israel, tapi merupakan upaya untuk menghilangkan ancaman program nuklir negara tersebut. Keterlibatan AS saat ini adalah upaya yang sangat terfokus untuk menghilangkan ancaman dari program nuklir Iran. Ini akan terus menjadi tujuan utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat, dan ini menjadi tujuan Israel menyeret AS untuk berhadapan langsung dengan Iran. Serangan AS, yang dikonfirmasi oleh Organisasi Energi Atom Iran, menghantam fasilitas pengayaan Fordo dan Natanz, serta situs nuklir Isfahan, Iran dan pengawas nuklir PBB mengatakan tidak ada tanda-tanda langsung kontaminasi radioaktif di sekitar mereka.

 

Kedua. Penutupan Selat Hormuz Iran. Parlemen Iran telah memilih untuk menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran penting yang dilalui sekitar 20% minyak harian dunia. Tindakan tersebut, yang dapat memblokir pengiriman minyak senilai $1 miliar per hari, kemungkinan akan menyebabkan harga minyak melonjak. Minyak mentah Brent, standar internasional, melonjak 3,9% menjadi $80 per barel pada hari Minggu 22/06, sementara minyak mentah AS naik 4,3% menjadi $77 per barel, kenaikan ini setelah AS melakukan serangan ke Iran dan akan melaju tak terkontrol apabila tidak ada de-eskalasi. Iran kemungkinan besar akan menerapkan strategi asimetris berlapis-lapis daripada mencoba melakukan blokade laut secara langsung, “Pendekatan utama mereka melibatkan penyebaran ranjau laut secara cepat di jalur pelayaran ini adalah alat yang paling efektif untuk melakukan gangguan langsung. Mereka akan meluncurkan rudal antikapal secara bersamaan dari baterai pesisir bergerak seperti sistem Ghader dan Nasir, yang menargetkan kapal tanker minyak dari jarak hingga 185 mil. 

 

Ketiga. Iran Akan Membalas Serangan ke obyek aset militer AS di Timur Tengah dan ke seluruh kota Israel. Setelah AS melancarkan pengeboman di 3 lokasi Nuklir Iran 22/06/25. Iran tahu mereka tidak punya kekuatan untuk melawan AS, dan bahwa Amerika dapat menimbulkan kerusakan besar pada negara mereka dan bahkan membahayakan stabilitas rezim Iran. Namun Khomaini bersumpah bahwa Iran akan membalas lebih dahsyat dan habis-habisan melancarkan serangan ke kota-kota di Israel, dan mempersiapkan diri untuk menyerang aset-aset militer AS yang berada di Timur Tengah. Senin 23/06 Iran meluncurkan serangan balasan ke aset militer AS ke pangkalan udara Al-Udeid di Qatar, pangkalan Amerika terbesar di Timur Tengah dengan sekitar 10.000 tentara AS yang ditempatkan di sana dan tidak ada korban jiwa baik sipil maupun militer. Setelah penyerangan tersebut Trump menginisiasi de-eskalasi atau genjatan senjata antara Israel dan Iran.

 

Pengaruh Perang Israel-Iran Terhadap Masa Depan Kawasan

Pengaruh perang Israel dan Iran sangat mempengaruhi kondisi kestabilan di Timur Tengah. 

 

Pertama, harga minyak dan gas melonjak, biaya pengiriman melonjak. Minyak mentah WTI dan Brent, keduanya naik hampir 7% dalam satu minggu setelah pertukaran militer berlangsung.

 

Kedua, Selat Hormuz merupakan satu-satunya hambatan geografis paling kritis dalam transportasi minyak global. Jalur air sempit antara Iran dan Oman ini berfungsi sebagai rute pengiriman utama untuk ekspor minyak dari beberapa produsen utama, termasuk Arab Saudi, Irak, Kuwait, dan Uni Emirat Arab. Sebanyak 30% dari seluruh minyak bumi yang diperdagangkan melalui laut melewati selat ini. Hambatan pada Selat Hormuz akan berdampak lebih parah pada keamanan energi global. Iran sebelumnya mengancam akan menutup selat tersebut selama periode ketegangan meningkat, yang akan memaksa kapal tanker minyak mencari rute alternatif yang lebih panjang dan lebih mahal. Sebenarnya, tanpa blokade total, perusahaan pelayaran mungkin akan menghindari wilayah tersebut jika biaya asuransi menjadi mahal atau awak kapal menolak untuk melewati zona berisiko tinggi. 

 

Ketiga. Gelombang serangan Israel saat ini dapat mengubah kawasan, tindakan Israel pada dasarnya telah mengubah lanskap keamanan Timur Tengah. Seperti yang diutarakan Presiden Turki Erdogan bahwa negaranya akan menambah dan meningkatkan jumlah persenjataan, rudal, nirawak/drone untuk mempertahankan keamanan negaranya.

 

Keempat. Konflik antara Iran dan Israel menambah lapisan ketidakpastian geopolitik pada prospek global yang sudah tegang. Bahkan sebelum eskalasi baru, ekonomi global berjuang melawan tarif impor AS yang tinggi. Kelima. Dampak inflasi mungkin tetap terbatas dan Implikasi ekonomi makro yang lebih luas

 

Kelima. Dampak inflasi mungkin tetap terbatas dan Implikasi ekonomi makro yang lebih luas

 

Analis Kebijakan Madya Bidang Humas Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Setjen Kementerian Pertahanan, Kolonel Dedy Yulianto menegaskan bahwa perang panas ini, dengan menyeret AS masuk kedalam lingkaran gejolak yang tidak diperkirakan sebelumnya karena keputusan Pemerintah AS sendiri bergejolak diantara anggota Parlemennya antara merestui dan menolak karena keputusan sepihak Trump membuat kekacauan didalam negeri. Demo dimana-mana dan peningkatan kekerasan dan potensi kerusuhan akibat dampak serangan kepada Iran terhadap perekonomian AS walupun kecil. Sedangkan perang ini awalnya perang antara musuh bebuyutan diantara mereka di kawasan Timteng, tetapi dengan menyeret AS kedalamnya berarti perang ini berubah dengan perang antara Iran dengan Amerika. Strategi Israel yang menakjubkan dan tidak disangka-sangka itu semua bisa jadi permainan yang kita saksikan berikut strategi apalagi yang akan dilakukan oleh Israel. Kita akan kagum dengan kelihaian Israel dan kita juga takjub dengan kekuatan Iran sebagai negara satu-satunya yang berani meluluhlantakkan kota Tel Aviv dan Haifa.

 

Demikian analisa perang Israel dan Iran di kawasan Timur Tengah yang berkembang dengan strateginya masing-masing negara mempengaruhi peluang untuk menjadi yang mendominasi di kawasan dan membangkitkan keterpihakan dan menarik dalam kubu-kubu negara-negara yang memihak serta bersekutu baik langsung maupung tidak langsung, baik terselubung maupun terang-terangan.

Penulis: Hutomo Budi

Tags:    

Similar News