Dorong petani melek digital, KPw BI Tegal gelar pelatihan untuk petani bawang merah di Brebes

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes menggelar pelatihan bertajuk Petani Milenial PeKA (Peduli, Kenali, Adukan) Digitalisasi, Sabtu (27/6/2025).

Update: 2025-06-30 18:48 GMT
Sumber foto: Hari Nurdiansyah/elshinta.com.

Elshinta.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes menggelar pelatihan bertajuk Petani Milenial PeKA (Peduli, Kenali, Adukan) Digitalisasi, Sabtu (27/6/2025). Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Brebes ini ditujukan untuk meningkatkan literasi digital para petani milenial, khususnya dalam pemasaran dan ekspor komoditas bawang merah.

Dalam pelatihan tersebut, hadir sebagai narasumber Ricardo de Mello, seorang Certified Digital Marketing Consultant, yang memaparkan enam langkah transformasi pola pikir (mindset) petani milenial agar mampu memanfaatkan teknologi digital secara optimal. Ia menekankan pentingnya perubahan perspektif dari sekadar bertani menjadi pelaku bisnis agrikultur yang inovatif.

“Petani harus berani belajar hal baru, terbuka terhadap teknologi, serta konsisten dalam memasarkan produk secara daring. Lebih jauh lagi, mereka perlu berani menembus pasar global,” ujar Ricardo seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah, Senin (30/6). 

Ricardo juga mengimbau agar petani tidak lagi bergantung pada tengkulak, tetapi mampu membangun jejaring pasar dan melakukan transaksi langsung dengan konsumen. Menurutnya, kepercayaan konsumen merupakan kunci utama dalam pemasaran digital.

Kepala KPw BI Tegal, Bimala, dalam sambutannya menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program edukatif PeKA Bank Indonesia, yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan digital, mengenali potensi penipuan, serta memahami peran regulator dalam perlindungan konsumen.

Bimala menjelaskan, Kabupaten Brebes menyumbang sekitar 19–20 persen produksi nasional bawang merah, atau setara dengan 384.400 ton pada 2022. Namun, produksi tersebut mengalami penurunan pada 2023 menjadi sekitar 250–290 ribu ton, disebabkan oleh fluktuasi harga, cuaca ekstrem, dan kendala distribusi.

“Dengan produktivitas rata-rata mencapai 10 ton per hektare dan masa tanam 3 hingga 4 kali per tahun, digitalisasi dapat menjadi solusi untuk menjaga stabilitas harga dan memperluas akses pasar,” kata Bimala.

Ia berharap pelatihan ini mendorong petani milenial di Brebes untuk beralih dari metode konvensional menuju pola pemasaran digital, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap tengkulak dan membuka peluang ekspor yang lebih luas.

“Digitalisasi bukan sekadar soal teknologi, tapi juga perubahan paradigma menuju kesejahteraan petani,” pungkas Bimala.

Tags:    

Similar News