Di Rakokadinsos, Gus Ipul sebut DTSEN bukan sekedar angka
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan pentingnya Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai pondasi keadilan dan martabat bangsa. Menurutnya, data tersebut bukan sekadar angka, tetapi mewakili wajah dan harapan jutaan rakyat Indonesia.
Elshinta.com - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan pentingnya Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai pondasi keadilan dan martabat bangsa. Menurutnya, data tersebut bukan sekadar angka, tetapi mewakili wajah dan harapan jutaan rakyat Indonesia.
Hal ini disampaikan Gus Ipul dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Implementasi Penggunaan DTSEN yang dihadiri 518 kepala dinas sosial (Kadinsos) se-Indonesia yang digelar di sebuah hotel kawasan Kemayoran, Jakarta, Selasa (8/7/2025).
“Bahwa setiap rupiah bantuan, setiap program pemberdayaan, setiap langkah kebijakan kesejahteraan sosial, harus sampai pada mereka yang benar-benar membutuhkan, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat jumlah,” kata Gus Ipul yang didampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono serta jajaran pejabat tinggi madya Kemensos.
Ia mengingatkan pesan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya ketepatan sasaran bantuan sosial. Kata kuncinya, lanjut Gus Ipul, adalah DTSEN yang terus diperbarui secara berkala agar tetap akurat sebagai dasar penyaluran bansos dan program pemberdayaan sosial.
“Kita menyelenggarakan Rakornas dalam rangka untuk menyatukan pemahaman, persepsi terhadap Inpres Nomor 4 Tahun 2025, yaitu Data Tunggal Nasional Ekonomi Nasional,” ujarnya.
Sebanyak 518 kepala dinas sosial hadir, terdiri dari 34 Kadinsos Provinsi dan 484 Kadinsos Kabupaten/Kota dari seluruh Indonesia. Gus Ipul menegaskan pentingnya kegiatan ini karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
DTSEN adalah basis data tunggal individu dan/atau keluarga yang menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Menurutnya, data ini merupakan integrasi dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), dan Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), yang juga telah dipadankan dengan data kependudukan.
Gus Ipul menyebut Inpres Nomor 4 Tahun 2025 bukan sekadar regulasi, tetapi panggilan sejarah yang menuntut Kemensos dan Dinsos bekerja lebih sungguh-sungguh dalam menuntaskan kemiskinan.
Ia juga meminta para Kadinsos menjaga validitas dan kemutakhiran data warga miskin secara berkelanjutan. “Kita perlu lakukan pemutakhiran secara berkala, ini penting,” katanya.
DTSEN, jelas Gus Ipul, bersifat dinamis dan diperbarui setiap tiga bulan melalui dua jalur, yaitu jalur formal lewat musyawarah desa/kelurahan dan jalur partisipasi masyarakat melalui saluran Kemensos. “Karena di balik setiap data yang kita perbaharui, ada jiwa yang menanti keadilan, dan disanalah letak kehormatan kita sebagai pelayanan rakyat,” tuturnya.
Selanjutnya, data yang telah diperbarui akan divalidasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). “Bukan lagi Kementerian Sosial atau Kementerian lain, validasi akhirnya itu adalah BPS, yang akan memberikan data balikan terhadap hasil pemutakhiran itu,” urainya.
Sementara itu, Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti yang turut hadir menyampaikan apresiasinya kepada Gus Ipul atas dukungan kuat terhadap upaya pemutakhiran DTSEN. “Menurut kami bapak sangat aktif dan terus mendorong kebijakan yang berbasis data, semakin menambah semangat kami, karena artinya data yang kami produksi dimanfaatkan,” ucapnya.
Amalia menambahkan, Inpres Nomor 4 Tahun 2025 melibatkan 18 kementerian dan lembaga, tidak hanya BPS. “Ini menunjukan betapa pentingnya data tunggal yang harus dijadikan sebagai landasan bersama,” jelasnya.
Menutup Rakornas, Gus Ipul kembali mengingatkan pentingnya bekerja dengan hati. “Setiap angka dalam data kita bukan sekedar statistik, tetapi denyut harapan mereka yang terpinggirkan, teruslah bekerja dengan hati, karena dibalik data yang akurat, tumbuh masa depan bangsa yang lebih adil dan bermartabat,” pungkasnya.
Penulis: Rizky Rian Saputra/Ter