Perpusnas angkat warisan Babad Diponegoro peringati 2 abad perang Jawa

Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mengangkat kisah-kisah dalam warisan naskah Babad Diponegoro untuk memperingati dua abad perang Jawa (1825-2025), yang menjadi sebuah peristiwa monumental dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Update: 2025-07-18 23:45 GMT
Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Elshinta.com - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mengangkat kisah-kisah dalam warisan naskah Babad Diponegoro untuk memperingati dua abad perang Jawa (1825-2025), yang menjadi sebuah peristiwa monumental dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Sekretaris Utama Perpusnas, Joko Santoso dalam konferensi pers tentang rangkaian program bertajuk MARTABAT dalam rangka memperingati dua abad perang Jawa di Gedung Perpusnas, Jakarta, Jumat, mengemukakan pentingnya menyebarluaskan nilai-nilai kepahlawanan Diponegoro pada generasi muda untuk memperkuat literasi kebangsaan.

"Kita ingin membangun ingatan kolektif sebagai bangsa bahwa pernah ada perang Jawa sebagai pertentangan awal kita melawan penjajahan dan kolonialisme di dunia, kemudian juga kita ingin mengajak para generasi muda, para milenial, generasi Z, generasi alpha yang secara demografi sangat banyak ini untuk bisa mengapresiasi pemikiran, nilai, dan meneladani Diponegoro," kata Joko.

Ia menegaskan Perpusnas juga ingin menyebarluaskan nilai-nilai penting tentang nasionalisme, patriotisme, altruisme, dan identitas kebangsaan kepada seluruh warga negara, utamanya para generasi muda melalui perjuangan Diponegoro pada masa kolonial.

Selain itu, Perpusnas juga mempromosikan berbagai koleksi tentang perang Jawa dan sejarah Diponegoro yang sudah diakui oleh dunia, dan termasuk dalam salah satu enkripsi UNESCO pada tahun 2013, sebagai ingatan kolektif dunia.

"Kemudian, kita juga ingin memperkuat kerja sama, baik internasional maupun nasional, jadi nanti masyarakat juga bisa melihat berbagai macam item pameran kita, itu tidak hanya bersumber dari Indonesia, ada dari Keraton Yogyakarta, Museum Nasional, juga dari Belanda," ujar dia.

Perpusnas juga menerbitkan 25 seri komik alih wahana dari naskah Babad Diponegoro yang menyasar para generasi muda untuk memudahkan mereka memahami isi atau konteks kisah perjuangan Diponegoro.

"Akan ada 25 seri komik yang kita terbitkan pada tanggal 20 Juli mendatang. Presiden juga dijadwalkan menyampaikan pidato kebangsaan sekaligus mencanangkan gerakan literasi kebangsaan untuk bisa mengekspos nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme dari kisah Babad Diponegoro," ucap Joko.

Perpusnas menyelenggarakan serangkaian program bertajuk MARTABAT yang berlangsung mulai 20 Juli hingga 20 Agustus 2025 untuk memperingati dua abad perang Jawa tersebut.

MARTABAT diambil untuk menonjolkan hakikat harga diri bangsa pada setiap insan, mengandung nilai-nilai hakiki yang menggerakkan gelora perjuangan Pangeran Diponegoro tatkala ia melihat ketidakadilan kolonial, korupsi, dan kesewenang-wenangan yang menggerus hak-hak dasar rakyat Indonesia di masa penjajahan.

Pameran bertajuk MARTABAT menghadirkan untuk pertama kalinya berbagai artefak, versi-versi Babad Diponegoro mulai naskah-naskah kuno, surat pribadi, sketsa, dan koleksi literatur langka yang mengungkap sisi kepribadian, intelektual dan spiritual Diponegoro.

Pengunjung akan diajak menelusuri babak-babak penting seperti Mustahar (masa kecil sang pangeran), Perang Sabil, Muslihat, hingga Lentera Bangsa. Pameran itu juga akan dihadirkan dalam versi digital melalui platform Google Arts and Culture, memungkinkan akses yang lebih interaktif terhadap warisan sejarah bangsa.

Rangkaian kegiatan "200 tahun perang Jawa" menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan internasional yang berperan penting dalam bidang sejarah, budaya, seni, dan kebangsaan. Tokoh-tokoh budaya, seperti Sri Sultan Hamengkubuwono X, sejarawan Peter Carey, turut hadir dalam sesi gelar wicara untuk meninjau relevansi Perang Jawa bagi Indonesia masa depan.

Tags:    

Similar News