Menkop: Kopdes Merah Putih butuh partisipasi masyarakat
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyampaikan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat.
Elshinta.com - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyampaikan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat.
Di sela Peluncuran 80.000 Kopdes/Kopkel Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto, di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten, Jawa Tengah, Senin, Menkop Budi Arie mengatakan Presiden tidak ingin ketua koperasi untung duluan.
“Presiden sampaikan tidak mau terulang ketua untung duluan dan itu harus diawasi oleh seluruh masyarakat. Kami menyebutnya pengawasan berbasis partisipasi masyarakat, partisipasi anggota,” katanya.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat agar mengawasi secara bersama-sama. Terkait pengawasan, pihaknya juga sudah bekerja sama dengan aparat penegak hukum khususnya Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengawasi segala kemungkinan.
“Termasuk terjadinya fraud, termasuk penyalahgunaan. Kan itu mitigasinya harus cepat. Kami optimistis, sekarang eranya Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih adalah rakyat untung duluan,” katanya lagi.
Disinggung soal skema pembiayaan yang nantinya akan menjadi cabang usaha koperasi, katanya lagi, saat ini masih dirumuskan oleh Kementerian Keuangan.
“Kami tidak ingin program ini gagal. Oleh karena itu, butuh keterlibatan masyarakat aktif menggerakkan dan mengawasi pengoperasian Kopdes/Kopkel Merah Putih,” kata dia.
Ia mengatakan nantinya anggota koperasi adalah warga dengan KTP desa atau kelurahan tempat koperasi berada.
“Jadi kami mengharapkan setengah dari penduduk desa atau kelurahan itu menjadi anggota koperasi desa atau kelurahan tersebut supaya partisipasi masyarakat tinggi. Kami ingin membentuk koperasi sebagai lembaga usaha ekonomi rakyat,” katanya.
Sementara itu, ia mengatakan pula, indikator keberhasilan koperasi tersebut adalah jika tercipta keberhasilan stabilisasi pasokan dan stabilisasi harga terjadi.
“Artinya bahwa koperasi bisa berjalan dan koperasi harus untung. Target selanjutnya adalah bagaimana menurunkan kemiskinan ekstrem, meningkatkan kesejahteraan rakyat, pengentasan stunting. Selain itu, juga bagaimana koperasi desa/kelurahan bisa berkontribusi dalam kemajuan desa dan ekonomi desa,” katanya lagi.