Pedagang di Salatiga keluhkan lesunya penjualan beras
Awal tahun ajaran baru sekolah 2025 berdampak pada lesunya penjualan beras di Salatiga, Jawa Tengah. Para pedagang beras di Pasar Rejosari Salatiga mengeluhkan kondisi ini yang sudah berlangsung dalam 2 pekan terakhir.
Elshinta.com - Awal tahun ajaran baru sekolah 2025 berdampak pada lesunya penjualan beras di Salatiga, Jawa Tengah. Para pedagang beras di Pasar Rejosari Salatiga mengeluhkan kondisi ini yang sudah berlangsung dalam 2 pekan terakhir.
Asminah salah satu pedagang mengatakan, penjualan beras dalam 2 pekan ini turun drastis, dari biasanya dalam satu hari penjualan beras bisa 1 sampai 2 kuintal namun sekarang penjualan beras hanya laku rata-rata 10 kilogram saja. Menurut Asminah pada setiap ajaran baru sekolah para orang tua butuh biaya tidak sedikit memasukkan anaknya di sekolah barunya sehingga harus mengurangi biaya belanja dapur termasuk membeli beras.
"Berdampak sekali tahun ajaran baru sekolah ini hingga dua pekan ini penjualan beras lesu," kata Asminah, Rabu (30/7).
Lesunya penjualan beras di Pasar Rejosari Salatiga juga dikeluhkan oleh Siti Halimah. Menurutnya, tahun ajaran baru sekolah tahun ini memang paling berat dirasakan oleh pedagang beras.
"Biasanya dalam sehari bisa menjual 2 hingga 4 kuintal beras namun sekarang hanya laku 1 kuintal saja," katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Pranoto.
Sementara itu harga beras di pasar-pasar tradisional di Salatiga dalam dua pekan ini mengalami kenaikan harga sekitar Rp500 per kilogram terutama beras jenis medium dari Rp13 ribu menjadi 13.500 per kilogram. Sementara beras medium kualitas 1 naik dari R14 ribu menjadi Rp14.500 per kilogram.