Tradisi Ngunder Cai panggilan untuk jaga Sungai Cibanten Banten
Tradisi Ngunder Cai di Kecamatan Ciomas, Serang, Banten, kini bukan hanya sekadar ritual namun sudah menjadi panggilan kolektif untuk menjaga Sungai Cibanten.
Warga mengikuti proses tradisi Ngunder Cai di mata air Cipeundey, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (4/10/2025). (ANTARA/Desi Purnama Sari)
Tradisi Ngunder Cai di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Banten, kini bukan hanya sekadar ritual namun sudah menjadi panggilan kolektif untuk menjaga kelestarian Sungai Cibanten yang menjadi urat nadi peradaban Banten.
Melalui perhelatan Sasaka Banten, tradisi mengambil air ini direvitalisasi sebagai medium untuk menyuarakan pesan ekologis.
Kurator Sasaka Banten, Yopi Hendrawan, di Serang, Sabtu (4/10) menyatakan bahwa prosesi ini sengaja diangkat untuk mengingatkan kembali hubungan esensial antara manusia dengan air dan sungai. Menurutnya, fondasi Banten tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Sungai Cibanten.
"Makna utuh nya adalah bagaimana kita menghargai air dan menjaga sungai. Ini adalah cara kita melihat Banten dalam konstruksi sejarah, ekologi, dan kreativitas nya," ujar Yopi.
Tradisi Ngunder Cai, yang awalnya hanya hidup di masyarakat hulu sungai di Ciomas, untuk pertama kalinya diperluas jangkauannya. Prosesi pengambilan air sakral ini dibawa melintasi tujuh titik mata air dari hulu, tengah, hingga ke hilir.
"Ini menjadi upaya menghubungkan antara hulu, tengah, dan hilir. Kami mengadopsi tradisi ini sebagai ritual baru dengan pesan pelestarian yang kuat," jelasnya.
Prosesi ini, lanjut Yopi, bukan hanya seremoni, melainkan sebuah gerakan edukasi. Air yang dikumpulkan sebagian akan dilarung ke laut sebagai doa, dan sebagian lagi diupayakan untuk diuji di laboratorium guna mendorong kolaborasi dengan dinas terkait dalam pemeliharaan kualitas air dan sungai.
Dengan melibatkan berbagai komunitas lintas iman dan seniman, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran, terutama bagi generasi muda, untuk tidak membuang sampah sembarangan dan secara aktif terlibat dalam menjaga lingkungan.
"Semoga ini berefek dan berkelanjutan. Kita harus memberi teladan secara laku dan tidak berhenti mengedukasi," pungkas nya.