Elshinta.com - 10 Januari 2004 silam, sebuah bom meledak di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Peristiwa ini terjadi pada malam hari sekitar pukul 22.15 WITA, di Kafe Sampoddo yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman.
Kronologi
Melansir kompas.com, ledakan terjadi saat kafe dipadati oleh pengunjung, karena peristiwa terjadi pada Sabtu malam bertepatan dengan momentum malam minggu. Sehingga banyak masyarakat yang menghabiskan waktu di luar rumah. Tidak seperti yang dibayangkan, ledakan bom yang biasanya diikuti ketakutan masyarakat sekitar kejadian ternyata tidak terjadi di sana.
Baca juga Tragedi Bom Palopo, 3 orang terluka dan 4 tewas
Komandan Kodim 1403 Palopo saat itu, Letkol (art) Wardoyo menyebut warga di sekitar lokasi kejadian tidak terlalu panik mendengar suara bom yang meledak. Pasalnya, mayoritas mereka adalah nelayan yang sudah terbiasa mendengar suara serupa saat meledakkan bom untuk mencari ikan. Meski demikian, mereka kaget saat mendengar adanya korban jiwa akibat ledakan yang terjadi. Warga pun banyak yang mendatangi lokasi kejadian untuk melihat secara langsung lokasi ledakan bom.
Namun, sesaat setelah kejadian, polisi sigap memasang garis kuning atau garis polisi untuk mengamankan tempat kejadian perkara.
Dari peristiwa bom itu, diketahui 4 orang tewas di tempat. Selain korban tewas, ledakan juga menyebabkan 3 orang lainnya mengalami luka-luka.
Polisi pun melakukan penyelidikan guna mengetahui pelaku beserta motif teror bom yang dilakukan. Berdasarkan pemeriksaan sejumlah saksi kunci, mulai dari petugas keamanan, pelayan, dan kasir kafe tersebut, diketahui ada dua orang laki-laki yang diduga sebagai tersangka. Mereka datang ke kafe di malam kejadian. Salah satu di antaranya membawa plastik hitam ke dalam cafe, namun ketika keluar dari cafe plastik itu tak lagi mereka bawa.
Tak lama setelah keduanya meninggalkan lokasi, ledakan terjadi. Namun, pihak kepolisian mengaku tidak bisa menetapkan keduanya sebagai tersangka sebelum ada bukti lebih lanjut.