Top
Begin typing your search above and press return to search.

Lapas Piru Maluku gencarkan kemandirian pangan pada warga binaan

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Piru,  Maluku menggencarkan program kemandirian pangan bagi warga binaan melalui kegiatan pertanian berkelanjutan sebagai bekal keterampilan agar bisa mandiri setelah selesai menjalani hukuman.

Lapas Piru Maluku gencarkan kemandirian pangan pada warga binaan
X
Proses budidaya semmangka di Lapas Piru Maluku (ANTARA/HO-Lapas Piru)

Elshinta.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Piru, Maluku menggencarkan program kemandirian pangan bagi warga binaan melalui kegiatan pertanian berkelanjutan sebagai bekal keterampilan agar bisa mandiri setelah selesai menjalani hukuman.

“Salah satu kegiatan yang kami lakukan adalah lewat penanaman bibit semangka di lahan pertanian Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Piru,” kata Kepala Sub Seksi Keamanan Lapas Piru, M Imbran Slamat, dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Kamis.

Ia menjelaskan kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan pembibitan yang telah dilakukan sebelumnya dan berhasil menghasilkan sekitar 30 hingga 40 bibit semangka siap tanam.

Menurut dia budidaya semangka memerlukan ketelitian sejak awal, dimulai dari pemilihan lahan hingga proses panen. Tanaman ini ideal ditanam di lahan terbuka yang mendapatkan sinar matahari penuh, dengan jenis tanah berpasir, gembur, dan memiliki pH antara 6 hingga 7.

Lahan dibersihkan dari gulma lalu diolah menjadi bedengan selebar satu meter dengan jarak antarbedengan sekitar 50 sentimeter, disertai pemberian pupuk dasar berupa kompos atau pupuk kandang. Benih semangka direndam dalam air hangat sebelum disemai di polybag kecil, dan dipindahkan ke lahan saat telah tumbuh dua hingga tiga helai daun.

Penanaman dilakukan dengan jarak antar tanaman sekitar 1,5 x 2 meter, sebaiknya di pagi atau sore hari. Pemupukan lanjutan dilakukan secara berkala menggunakan pupuk urea, NPK, dan KCl, untuk merangsang pertumbuhan dan pembentukan buah. Perawatan intensif mencakup penyulaman tanaman mati, penyiangan gulma, penyiraman rutin, serta pemangkasan sulur agar pertumbuhan buah lebih optimal.

Pengendalian hama seperti kutu daun dan lalat buah dilakukan dengan insektisida organik, sementara penyakit seperti layu fusarium dicegah melalui sanitasi lahan. Semangka siap dipanen setelah 60 hingga 75 hari, ditandai dengan perubahan warna kulit bagian bawah menjadi kuning, tangkai buah mulai mengering, dan bunyi ketukan pada buah terdengar padat dan nyaring.

Teknik budidaya ini jika dilakukan secara tepat akan menghasilkan panen semangka yang berkualitas serta menjadi bekal keterampilan pertanian yang bernilai ekonomi tinggi. Dari segi pembinaan, dia mengatakan, kegiatan ini bertujuan membekali warga binaan dengan keterampilan nyata yang dapat diterapkan saat kembali ke masyarakat.

“Penanaman ini menjadi bukti nyata dari upaya lanjutan Lapas Piru dalam meningkatkan keterampilan warga binaan. Tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga mendorong praktik langsung hingga menghasilkan panen,” ujar Slamat.

Senada dengan itu, Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja Lapas Piru, Ramdhan menegaskan program ini bertujuan jangka panjang, yakni menyiapkan warga binaan agar dapat hidup produktif dan mandiri setelah bebas .

“Diharapkan keterampilan ini bisa menjadi bekal untuk menciptakan peluang ekonomi serta memperkuat ketahanan pangan di lingkungan tempat tinggal mereka nanti,” kata dia.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire