BMKG keluarkan peringatan cuaca ekstrem untuk Maluku Utara
Potensi cuaca ekstrem terjadi di berbagai wilayah di Maluku Utara periode 8–14 September 2025, Senin (8/9/2025. ANTARA/HO- Humas BMKG
Elshinta.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di berbagai wilayah di Maluku Utara (Malut) periode 8–14 September 2025.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate Sakimin di Ternate, Senin, menyampaikan potensi ekstrem karena adanya dinamika atmosfer di wilayah Malut menunjukkan pola pertemuan dan perlambatan massa udara.
Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan yang dapat memicu terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga lebat secara fluktuatif.
"Secara umum, cuaca di Maluku Utara pada periode 8–14 September 2025 diprakirakan cerah berawan. Namun, terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat terjadi pada pagi, siang, sore, malam, hingga dini hari," kata Sakimin.
Ia menambahkan masyarakat perlu mewaspadai dampak turunan dari fenomena hidrometeorologi, di antaranya banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, hingga angin kencang.
BMKG merinci potensi hujan di Malut pada 8–9 September 2025. Hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, Pulau Taliabu, dan sekitarnya.
Pada 10–11 September, potensi hujan sedang hingga lebat diprakirakan melanda Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Kota Tidore Kepulauan, dan wilayah sekitarnya hingga 12–14 September 2025, diprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, Pulau Taliabu, dan sekitarnya.
Menyikapi potensi tersebut, kata dia, BMKG mengimbau pemerintah daerah, masyarakat dan seluruh pihak terkait agar meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan bencana hidrometeorologi.
Pemerintah daerah diminta memastikan kesiapan infrastruktur, sistem tata kelola sumber daya air, serta memperkuat koordinasi lintas sektor untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem.
BPBD, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, dan Direktorat Lalu Lintas Polda Maluku Utara juga diminta melakukan langkah pencegahan dengan mengarahkan masyarakat serta arus lalu lintas agar menghindari zona rawan banjir, banjir bandang, dan tanah longsor selama periode prospek cuaca ekstrem.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing dan memahami langkah mitigasi sederhana, seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan, serta menata lingkungan sekitar agar tetap aman.
"Dengan adanya prospek cuaca ekstrem ini, diharapkan seluruh pemangku kepentingan dan komponen masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG," kata Sakimin.
Ia mengatakan kewaspadaan bersama menjadi kunci penting dalam meminimalisasi risiko dan dampak bencana hidrometeorologi yang sewaktu-waktu dapat terjadi di wilayah Provinsi Malut.