Kemenhaj siapkan diklat semi-militer untuk Petugas Haji 2026

Update: 2025-12-31 04:51 GMT

Sumber foto: Radio Elshinta/Bhery Hamzah

Elshinta Peduli

Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia menyiapkan pola pendidikan dan latihan (Diklat) terpadu dengan pendekatan semi-militer bagi calon Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 1447 Hijriah/2026 Masehi. Pola pelatihan ini dirancang untuk membentuk karakter, disiplin, kesiapan fisik, serta mental pelayanan para petugas haji.


Rencana Diklat tersebut dipaparkan oleh Tim Kelompok Kerja (Pokja) Diklat PPIH di bawah Direktorat Jenderal Bina Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Haji dan Umrah RI dalam agenda presentasi di hadapan Menteri serta Wakil Menteri Haji dan Umrah RI, di Jakarta.


Pelatihan calon petugas PPIH ini akan melibatkan berbagai instrumen lintas sektor, mulai dari TNI, Polri, hingga tenaga kesehatan. Pelibatan lintas sektor tersebut menjadi bagian dari upaya penguatan sistem pembinaan petugas haji agar lebih profesional dan memiliki daya tahan tinggi saat bertugas di lapangan.


Anggota Tim Pokja Diklat PPIH 2026, Letnan Kolonel Artileri Medan Tulus Widodo, menjelaskan bahwa agenda presentasi tersebut difokuskan pada pemaparan konsep dan skema pelatihan khusus bagi calon petugas PPIH Arab Saudi.


“Agenda hari ini adalah presentasi di depan Bapak Menteri dan Wakil Menteri Haji dan Umrah RI. Kami menyiapkan pendidikan dan latihan khusus bagi calon Petugas Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Arab Saudi 1447 H/2026 M,” ujar Tulus.


Ia menjelaskan, pelatihan akan difokuskan pada pembinaan jasmani atau Binjas sebagai faktor utama penunjang pelaksanaan tugas petugas haji. Menurutnya, kesehatan menjadi aspek paling fundamental dalam menunjang kinerja petugas selama operasional haji.

Elshinta Peduli


“Faktor utama dalam mendukung pelaksanaan tugas PPIH adalah kesehatan. Karena itu, kegiatan Binjas kami susun secara terprogram dan terarah sesuai arahan Bapak Menteri,” jelasnya.


Tulus menambahkan, tahapan pelatihan meliputi jalan sehat, senam kebugaran, hingga latihan baris-berbaris. Seluruh rangkaian latihan tersebut diarahkan untuk membentuk karakter, kedisiplinan, serta kesiapan mental petugas.




“Pelatihan ini bisa dikatakan seperti semi-militer. Namun perlu ditegaskan, ini bukan menjadikan petugas sebagai militer, melainkan pendekatan semi-militer untuk membentuk karakter, disiplin, dan rasa bangga dalam melaksanakan tugas sebagai petugas haji,” tegas Tulus.


Ia berharap, dengan pola Diklat tersebut, penyelenggaraan ibadah haji di bawah Kementerian Haji dan Umrah RI pada tahun 1447 Hijriah/2026 M dapat berjalan lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.


“Dengan pelatihan ini, kami bersinergi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan pelayanan maksimal yang dibekali attitude, skill, dan knowledge, sehingga petugas mampu menghadirkan pelayanan dengan senyum, salam, dan sapa atau 3S,” tambahnya.


Sementara itu, Direktur Bina Petugas Haji Reguler Kementerian Haji dan Umrah RI, Chandra Sulistio Reksoprodjo, menegaskan bahwa kesiapan fisik menjadi perhatian khusus dalam Diklat PPIH tahun ini.


“Selain mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang, petugas haji harus memiliki kesiapan fisik yang memadai. Tanpa fisik yang kuat, petugas akan kesulitan menghadapi berbagai persoalan di lapangan,” ujar Chandra.


Menurutnya, Diklat PPIH tahun ini tidak hanya menekankan aspek fisik, tetapi juga memperkuat pengetahuan, kesiapsiagaan, serta mitigasi risiko yang mungkin dihadapi petugas selama operasional haji.


“Kami lengkapi petugas dengan pengetahuan tambahan untuk mengantisipasi berbagai kondisi dan situasi di lapangan. Namun yang paling kami tekankan adalah bahwa tugas utama petugas haji adalah melayani jemaah,” tegasnya.




Chandra menambahkan, disiplin yang dibangun melalui Diklat PPIH merupakan disiplin yang berorientasi penuh pada pelayanan.


“Disiplin di sini adalah disiplin untuk melayani jemaah haji. Petugas harus benar-benar memahami dan mengingat tujuan utama mereka bertugas pada musim haji 1447 H/2026 M, yaitu memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah,” pungkas Chandra.


Dengan konsep Diklat berbasis “barak” dan pendekatan semi-militer ini, Kementerian Haji dan Umrah RI menegaskan komitmennya dalam menyiapkan petugas haji yang tangguh secara fisik, matang secara mental, disiplin, serta berfokus penuh pada pelayanan dan perlindungan jemaah haji Indonesia. (Bhery Hamzah)

Tags:    
Elshinta Peduli

Similar News