Pemerintah perkuat kolaborasi untuk entaskan kemiskinan ekstrem 2026

Kolaborasi dalam integrasi penyederhanaan tata kelola penyaluran Bansos dan pemberdayaan

Update: 2025-09-27 04:13 GMT

Rapat Tingkat Menteri terkait perencanaan Kartu Kesejahteraan dan Kartu Usaha di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jumat (26/9/2025) Foto : Humas Kemensos

Pemerintah terus memperkuat kolaborasi lintas kementerian dan lembaga guna mempercepat pengentasan kemiskinan. Hal ini dibahas dalam Rapat Tingkat Menteri terkait Perencanaan Kartu Kesejahteraan dan Kartu Usaha yang digelar di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jumat (26/9/2025).

Sebelumnya, berbagai kementerian dan lembaga pemerintahan menyalurkan berbagai bantuan sosial (bansos) dan subsidi melalui kartu-kartu yang dikelola oleh masing-masing instansi. Di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, langkah penyederhanaan dan integrasi bantuan sosial dilakukan dengan berbasis pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Terpadu (DTSEN) yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik. Terkait hal tersebut, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan pentingnya reformasi tata kelola bansos agar lebih efektif.

“Ini salah satu momentum kita untuk mencoba melakukan reformasi tata kelola bansos agar lebih tepat sasaran,” ujar Gus Ipul.

Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan bahwa sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Kementerian Sosial mendapatkan amanat untuk mengampu Kartu Kesejahteraan Sosial dan Kartu Usaha Afirmatif. Mengemban dua program priorotas pengentasan kemiskinan, Gus Ipul mengungkapkan bahwa Kementerian Sosial tidak bisa melakukannya sendiri.

“Dalam RPJMN, kami diberi tugas sebagai pengampu Kartu Kesejahteraan Sosial dan Kartu Usaha Afirmatif. Tapi sekali lagi, ini juga harus bekerja sama dengan Kementerian-kementerian yang lain,” ungkapnya.

Kartu Usaha Afirmatif sendiri merupakan salah satu program pemerintah untuk memanggulangi kemiskinan. Program tersebut diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan rentan dengan cara memberdayakan pelaku saha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja baru.

Melalui pengelolan bantuan sosial yang lebih tepat sasaran dan pemberdayaan untuk menggerakkan roda perekonomian, Gus Ipul juga berharap agar masyarakat tak lagi mengalami ketergantungan atau demotifasi karena menggantungkan hidupnya kepada bansos. Dengan begitu, target pengentasan kemiskinan ekstrem 0 persen akan bisa tercapai.

“Mari kita mengubah mindset mengikuti arahan Presiden. Bansos sementara, berdaya itu selamanya.”

Menanggapi kolaborasi tersebut, Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar pun mendukung penuh penggunaan DTSEN baik untuk penyaluran bansos maupun pemberdayaan. Ia berharap bansos tepat sasaran dan pemberdayaan bisa mewujudkan graduasi yang akan menjadi jalan keluar baru untuk penanggulangan kemiskinan.

“Graduasi ini menjadi cara baru dalam kita mengatasi kemiskinan dengan paradigma pemberdayaan sehingga setiap rupiah yang dikeluarkan oleh APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kita benar-benar memiliki dampak pemberdayaan sehingga pada akhirnya nanti, tujuan akhirnya Adalah hanya para lansia dan difabel yang mendapatkan bantuan sosial,” jelas Muhaimin.

Tak hanya Muhaimin, berbagai kementerian dan lembaga yang turut hadir dalam Rapat Tingkat Menteri tersebut menyambut baik kolaborasi dalam integrasi penyederhanaan tata kelola penyaluran bansos dan pemberdayaan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Rini Widyantini turut mengungkapkan dukungannya untuk kolaborasi tersebut.

“Kami sangat mendukung upaya untuk penyederhanaan berbagai kartu ini,” dukungnya.

Turut hadir dalam pertemuan terebut menteri atau kepala badan dan perwakilan dari Kemenko bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kemenko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN, Kementerian Sosial, Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara (KemenPANRB), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Kehutanan, Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Dalam Negeri, Badan Pusat Statistik dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.


Suwiryo

Tags:    

Similar News