Sekolah Garuda siap beroperasi pada 2026
Wakil Menteri Dikti Saintek, Stella Christie, saat mengecek lokasi calon Sekolah Garuda di Katingan Hilir, Kalimantan Tengah, Jumat (12/9/2025). (ANTARA/HO-PCO)
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdikti Saintek) terus menyeleksi lokasi pembangunan Sekolah Garuda baru, dengan target pembangunan sekolah dapat rampung dan siap beroperasi pada tahun ajaran 2026/2027.
Wakil Menteri Dikti Saintek Stella Christie dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, mengatakan empat lokasi yang diprioritaskan untuk diselesaikan pada tahun depan, yakni di Provinsi Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Tenggara.
"Sementara, pembangunan di lokasi lain akan dilakukan pada tahap kedua dengan target penyelesaian pada 2027," katanya melalui Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO).
Dalam Sidang Tahunan DPR/MPR, 15 Agustus 2025, Presiden Prabowo menegaskan bahwa 20 Sekolah Unggulan Garuda Baru dan 80 Sekolah Unggulan Garuda
Transformasi segera beroperasi.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya mencetak calon pemimpin masa depan sekaligus mengatasi ketertinggalan Indonesia di bidang sains dan teknologi.
Menurut Wamen Dikti Saintek Stella Christie, saat ini proses peninjauan kesiapan masih berlangsung, termasuk di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dan Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah yang masuk dalam daftar calon lokasi Sekolah Garuda.
“Kalimantan Tengah masuk lima besar. Peluangnya cukup besar. Tentu setelah kita meninjau lokasi kita akan menyiapkan laporan yang bisa menjadi dasar rasionalisasi dalam menentukan lokasi. Jika Pak Menteri dan Pak Presiden setuju, (lokasi) ini bisa menjadi pilihan,” katanya.
Kemdikti Saintek menerapkan mekanisme seleksi yang transparan dalam memilih lokasi Sekolah Garuda Baru. Proses ini melibatkan usulan dari pemerintah daerah di
seluruh Indonesia, dengan penilaian berbasis pada kesiapan wilayah, potensi sumber daya, serta komitmen pemerintah daerah mendukung program Presiden
Prabowo Subianto.
Wamen Stella menjelaskan, pemerintah bergerak cepat dalam memutuskan lokasi yang akan dijadikan Sekolah Garuda.
“Karena sebelumnya sudah ditinjau oleh tim dan data-data sudah lengkap. Satu minggu paling lambat diputuskan,” ujarnya.
Terkait pembangunan, ia menambahkan, jika Kalimantan Tengah ditetapkan sebagai lokasi, maka pembangunan akan dilakukan pada tahap kedua yang ditargetkan rampung Juni 2027, dan sekolah resmi beroperasi pada tahun ajaran 2027–2028.
Sekolah Garuda akan dibangun di atas lahan seluas 20 hektare, dengan 2 hektare digunakan untuk bangunan dan sisanya sebagai kawasan hijau.
“Kami ingin tetap ada kerja sama dengan masyarakat. Misalnya ada yang bisa dijadikan lahan perkebunan. Kami ingin ini menjadi satu konsep yang terpadu," kata Stella.
Ia mencontohkan, di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara yang menjadi salah satu lokasi calon Sekolah Garuda. Pembangunannya ditargetkan selesai pertengahan
2026.
Di sana, menurut Stella, lahan sekitar sekolah akan difungsikan sebagai pusat riset kakao yang sebelumnya sempat terbengkalai.
“Kalau di Katingan, mungkin bisa dikembangkan untuk perkebunan durian. Durian Katingan sangat enak. Tapi tentu harus dikaji oleh para pakar, yang sebagian besar ada di Universitas Palangkaraya,” tuturnya.
Stella berharap, kehadiran Sekolah Garuda tidak hanya mengejar ketertinggalan Indonesia di bidang sains dan teknologi, tetapi juga mendorong pertumbuhan potensi daerah, perekonomian, dan pariwisata setempat.