Indodax: Harga BTC turun di bawah 100.000 dolar AS, dinamika pasar
Vice President Indodax, perusahaan perdagangan aset kripto Antony Kusuma memberi paparan dalam sebuah acara di Jakarta. (Antara/HO/Indodax)
Pelaku perdagangan aset kripto dalam negeri menilai harga mata uang digital Bitcoin (BTC) yang terkoreksi hingga di bawah 100.000 dolar AS merupakan dinamika pasar aset digital di era ketidakpastian global.
Vice President Indodax Antony Kusuma mengungkapkan, pasar aset kripto kembali bergerak melemah setelah harga BTC turun ke bawah level support di kisaran 96.000 dolar AS, meskipun pemerintah Amerika Serikat resmi kembali beroperasi setelah Presiden Donald Trump menandatangani rancangan anggaran yang mengakhiri shutdown selama 43 hari pada Rabu malam (13/11) waktu setempat.
Menurut dia, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, di tengah tekanan jangka pendek tersebut pergerakan harga yang terjadi saat ini merupakan bagian dari dinamika pasar aset digital di era ketidakpastian global.
"Penurunan harga Bitcoin di bawah 100.000 dolar AS dipengaruhi oleh beberapa faktor makro yang bersifat eksternal," katanya.
Antony menegaskan, fluktuasi harga saat ini harus dilihat sebagai konsolidasi pasar menuju fase pematangan, selebihnya, ketidakpastian kebijakan suku bunga masih menjadi faktor utama yang menentukan arah pergerakan harga Bitcoin.
"Kebijakan suku bunga The Fed memiliki imbas terhadap pergerakan harga Bitcoin," katanya.
Selain itu, tambahnya, selama arah kebijakan masih belum pasti, volatilitas pasar akan tetap tinggi karena investor cenderung menunggu kejelasan sebelum kembali masuk. Ia mengatakan, sinyal pemangkasan suku bunga di bulan Desember nantinya bisa menjadi titik balik penting, sebab perubahan arah kebijakan moneter berpotensi membuka ruang pemulihan harga di pasar kripto global.
"Dengan berakhirnya shutdown dan operasional regulator kembali berjalan, pasar memiliki ruang untuk menata ulang arah dalam beberapa minggu ke depan," ujar Antony.
Ia menjelaskan bahwa volatilitas saat ini tidak perlu disikapi dengan kepanikan, seluruh investor bisa tetap tenang dan fokus pada prinsip manajemen risiko. Koreksi semacam ini, menurut dia bagian dari mekanisme pasar, dan setiap investor perlu meninjau kembali strategi investasi jangka panjang sesuai profil risiko masing-masing.