Pelajaran dari Insiden Kebakaran Sarinah Jakarta
Kebakaran di Gedung Sarinah jadi pelajaran penting bagi keselamatan gedung publik, mitigasi risiko, dan pengawasan instalasi listrik tambahan.
Ilustrasi gedung Sarinah. (Sumber: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Kebakaran di gedung publik selalu menjadi perhatian serius, terutama di kawasan perkotaan padat seperti Jakarta. Salah satu insiden yang menyita perhatian adalah kebakaran yang terjadi di area luar Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin. Meski api tidak meluas ke struktur utama bangunan, peristiwa ini membuka kembali diskusi penting tentang keselamatan gedung, instalasi reklame, dan kesiapsiagaan sistem penanggulangan kebakaran di ruang publik.
Kebakaran gedung publik: Kerentanan ruang eksternal
Dalam banyak kasus kebakaran gedung komersial, titik api justru tidak selalu berasal dari dalam, melainkan dari area eksternal seperti papan reklame, dekorasi fasad, atau instalasi listrik tambahan. Area ini kerap luput dari pengawasan ketat karena dianggap tidak berhubungan langsung dengan aktivitas utama gedung.
Pada kasus Sarinah, api dilaporkan muncul dari papan reklame atau dekorasi luar gedung. Kondisi ini menunjukkan bahwa instalasi tambahan, terutama yang menggunakan kelistrikan, memiliki potensi risiko yang sama besarnya dengan sistem utama bangunan.
Secara umum, faktor risiko area eksternal meliputi:
- Instalasi listrik non-permanen
- Paparan cuaca ekstrem
- Perawatan yang tidak rutin
- Material dekoratif mudah terbakar
Perlunya respons dan mitigasi cepat
Salah satu hal krusial dari insiden Sarinah adalah respons cepat petugas internal gedung sebelum api membesar. Dalam konteks keselamatan publik, hal ini menunjukkan pentingnya:
- Pelatihan dasar pemadaman api bagi petugas keamanan
- Ketersediaan alat pemadam ringan (APAR)
- Prosedur tanggap darurat yang jelas dan teruji
Keberhasilan pemadaman dini membuat kebakaran tidak berkembang menjadi insiden struktural yang lebih besar, tidak menimbulkan korban jiwa, serta tidak mengganggu operasional gedung secara signifikan.
Ini menjadi contoh bahwa manajemen risiko kebakaran tidak hanya bergantung pada pemadam kebakaran, tetapi juga kesiapan internal pengelola gedung.
Instalasi reklame dan keselamatan bangunan
Reklame dan papan iklan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari wajah kota modern. Namun, insiden seperti ini menegaskan bahwa aspek estetika harus selalu berjalan seiring dengan standar keselamatan.
Beberapa praktik yang perlu diperhatikan dalam pemasangan reklame di gedung publik antara lain:
- Audit kelistrikan secara berkala
- Penggunaan material tahan api
- Sertifikasi instalasi oleh pihak berwenang
- Pemisahan jalur listrik reklame dari sistem utama gedung
Tanpa standar yang jelas dan pengawasan berkelanjutan, elemen visual kota justru bisa menjadi sumber risiko.
Pelajaran jangka panjang dari insiden ini
Meski tidak menimbulkan kerusakan besar, insiden kebakaran di Sarinah menyisakan beberapa pelajaran penting yang bersifat universal:
Area luar gedung sama pentingnya dengan interior dalam aspek keselamatan
Respons awal yang cepat dapat mencegah eskalasi besar
Instalasi listrik tambahan memerlukan pengawasan ketat
Gedung publik harus memiliki sistem mitigasi risiko yang aktif, bukan reaktif
Pelajaran ini relevan bagi pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, hotel, hingga ruang publik lainnya di Indonesia. Kebakaran di gedung publik bukan sekadar peristiwa kecelakaan, melainkan indikator penting tentang bagaimana sebuah kota mengelola risiko. I
Insiden Sarinah menunjukkan bahwa dengan kesiapsiagaan, prosedur yang tepat, dan pengawasan teknis yang baik, potensi bahaya dapat dikendalikan sebelum berkembang menjadi bencana.Sebagai ruang publik yang terus berkembang, gedung-gedung di pusat kota perlu memandang keselamatan bukan sebagai formalitas, melainkan sebagai bagian integral dari keberlanjutan operasional dan kepercayaan publik.


