Rupiah melemah, didominasi sentimen global
Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange ICDX Taufan Dimas Hareva mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah masih didominasi sentimen global.
Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange ICDX Taufan Dimas Hareva mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah masih didominasi sentimen global.
"Nilai tukar rupiah pada hari ini bergerak melemah terbatas terhadap dolar Amerika Serikat, seiring dominannya sentimen global pascakeputusan Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Secara umum, pemangkasan suku bunga oleh The Fed disebut memberi sinyal positif bagi negara berkembang, termasuk Indonesia, karena berpotensi meningkatkan aliran modal ke aset berisiko.
Namun, dampak tersebut saat ini masih tertahan seiring ekspektasi bahwa suku bunga riil di Amerika Serikat (AS) akan tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama.
Taufan menilai kecenderungan pelemahan rupiah dalam beberapa hari terakhir mencerminkan sensitivitas pasar terhadap perubahan persepsi arah kebijakan moneter AS.
"Selama belum muncul indikasi yang lebih kuat mengenai percepatan pelonggaran kebijakan, tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih akan bertahan hingga menjelang pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) berikutnya, meskipun peluang penguatan dapat terbuka apabila data inflasi AS menunjukkan perlambatan yang konsisten," ungkap Taufan.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Rabu sore melemah sebesar 9 poin atau 0,05 persen menjadi Rp16.717 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.708 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada hari ini juga melemah di level Rp16.729 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.674 per dolar AS.