Isu Makan Bergizi Gratis di Kampar yang viral, orang tua akui kesalahpahaman

Update: 2025-12-29 12:25 GMT

Pertemuan antara pihak sekolah, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan orang tua murid, di Kampar, terkait isu MBG yang viral, Senin (29/12/2025)

Elshinta Peduli

Polemik dugaan intimidasi dan pengeluaran siswa PAUD di Kabupaten Kampar, Prov Riau, terkait unggahan menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berakhir dengan klarifikasi bersama.

Setelah dilakukan pertemuan antara pihak sekolah, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan orang tua murid, disepakati bahwa persoalan yang beredar di media sosial disebabkan oleh kesalahpahaman komunikasi.

Orang tua siswa bernama Aira, Nurul Oriana, mengakui adanya kekeliruan persepsi terkait menu MBG yang diterima anaknya. Hal tersebut disampaikan Nurul saat pertemuan klarifikasi dengan pihak sekolah dan SPPG.

“Mengakui ada kesalahpahaman kedua belah pihak yang mana saya sendiri mengira snack yang diberi untuk 5 hari ternyata untuk 3 hari,” ujar Nurul, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima dari Biro Hukum dan Humas BGN (Badan Gizi Nasional), Senin (29/12/2025).

Pihak sekolah PAUD menegaskan tidak pernah mengeluarkan Aira dari sekolah. Informasi yang sempat beredar di media sosial disebut berawal dari miskomunikasi internal di grup percakapan WhatsApp, tanpa adanya keputusan administratif terkait status peserta didik.

Kepala SPPG setempat juga memastikan tidak pernah ada instruksi, ancaman, maupun intimidasi terhadap orang tua murid akibat unggahan di media sosial. Ia menegaskan bahwa Program MBG justru membuka ruang masukan dari masyarakat sebagai bagian dari proses evaluasi.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan bahwa hasil klarifikasi tersebut memastikan tidak ada pelanggaran terhadap hak anak dalam pelaksanaan Program MBG.

Elshinta Peduli

“Program MBG tidak boleh menimbulkan dampak negatif terhadap hak anak, khususnya hak memperoleh pendidikan. Setelah dilakukan klarifikasi, dapat dipastikan tidak ada anak yang dikeluarkan dari sekolah,” ujar Dadan di Jakarta, Senin siang.

Dadan menambahkan, BGN mendorong seluruh mitra pelaksana MBG di daerah untuk mengedepankan komunikasi yang terbuka, persuasif, dan humanis.

“Setiap masukan dari masyarakat adalah bagian penting dari perbaikan layanan. Program ini hadir untuk melindungi anak-anak, bukan untuk membatasi ruang aspirasi orang tua,” tegasnya.

Penulis: Suwiryo/Ter

Elshinta Peduli

Similar News